Lagi, Oknum Anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi Golkar Main Proyek Rp 9,6 Miliar

Lagi, Oknum Anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi Golkar Main Proyek Rp 9,6 Miliar
Ada sejumlah ruas jalan yang rusak dan retak.(sukardi)

BENGKALIS,RIAUREVIEW.COM—Lagi, salah seorang oknum anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi Golkar Kabupaten Bengkalis, Ruby Handoko alias Akok menjadi pengendali proyek peningkatan Jalan Lingkar Pulau Bengkalis Kelemantan-Sekodi, Kecamatan Bengkalis senilai Rp 9,4 miliar.

Pantauan Bedelau.com dilapangan, proyek rigit beton tersebut dikerjakan CV. Alita,  mulai kerjakan sejak Agustus 2022 dan selesai hingga Desember 2022. Namun, hingga Januari – Juni 2023 proyek tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. Proyek rigit beton kalau dilihat sepintas tampak mulus, akan tetapi sayangnya proyek ini masuk dalam temuan BPK RI Perwakilan Riau, proyek itu mengalami kelebihan bayar mencapai Rp 81 juta.

Lebih mirisnya lagi, hingga masa pemeliharaan berakhir, kondisi jalan itu terdapat keretakan yang jumlahnya lumayan besar. Keretakan terjadi di sisi tengah jalan ada sekitar kurang lebih 11 titik, selama sisa waktu pemeliharaan, proyek itu sama sekali tidak diperbaiki.

Menyikapi hal itu, perwakilan CV.Alita, Ruby Handoko alias Akok mengakui adanya keretakan yang terjadi. Oknum anggota DPRD Bengkalis yang sering disebut-sebut ikut dalam proyek-proyek pemerintah tersebut mengatakan, dirinya sudah menghubungi dinas PUPR Bengkalis.

“Saya tidak tahu dimana salahnya, kalau hasil audit BPK RI semua jelas kita sudah pulangkan sekitar Rp 80 an juta lebih. Tapi, kalau soal kerusakan itu saya tanya kepada pekerja mereka menjalankannya secara normal, tidak ada pengurangan volume sedikitpun,”ungkap Anggota DPRD Bengkalis aktif ini.

Dalam kegiatan itu, Akok juga mengatakan proyek tersebut tidak luput dari pengawasan konsultan PT. Abata Rencana Karyanusa. Kemudian dari Dinas PUPR Bengkalis juga turut mengawasinya. Ia mengatakan, masalah ini nantinya akan menjadi tanggungjawabnya.

“Ya kalau memang terjadi kerusakan, saya akan perbaiki berapapun habis uang untuk perbaikan, saya sudah minta kepada Kepala Bidang Jalan dan Jembatan (Irjauzi) untuk menghitungnya, agar jalan itu diperbaiki dan karena saya merasa anak pulau Bengkalis ini, masyarakat tempatan ini,”ujar Ruby Handoko baru-baru ini disalah satu kedai kopi  di Bengkalis.

Ruby Handoko juga mengaku sangat menyayangkan proses pekerjaan yang terjadi, akan tetapi dimana letak kesalahan atas kerusakan itu. Ruby Handoko sudah berkali-kali menanyakan kepada pekerjanya dilapangan.

“Masalah ini akan saya tanggung, karena saya merasa anak negeri ini. Jadi tidak ada masalah,”ungkapnya.

Disinggung soal masa pemeliharaan yang sudah berakhir. Ruby Handoko mengatakan, hal itu tidak menjadi persoalan bagi dirinya. “Tidak ada masalah, saya akan perbaiki berapun habis biayanya,”sebutnya.

Sementara itu, Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis melalui Sekretaris PUPR Kabupaten Bengkalis Erdila Fitriadi, Rabu (25/10/2023) belum bisa memberikan keteranagn resmi. “Kami lagi sedang berzikir dan mendoakan palestina,”jawabnya melalui WhatsApp.

Minta Aparat Penegak Hukum Bertindak

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) BASMI Bengkalis, Arianto menyayangkan kondisi yang terjadi di proyek pembangunan jalan lintas Sesa Kelemantan-Sekodi senilai Rp9,6 miliar, dimana usianya belum genap satu tahun dibangun, tapi kondisinya sudah retak. Tentu hal ini berkaitan dengan kualitas dan kwantitas hasil pekerjaan.

“Kami meminta  agar aparat penegak hukum (APH) Bengkalis menindaklanjuti informasi terkait proyek yang baru dibangun, tapi sudah mengalami retak-retak dan tentunya ini sangat merugikan bagi masyarakat,”ungkapnya, Selasa (25/10/2023).

Dikatakannya, APH Bengkalis untuk menindaklanjuti informasi terkait jalan yang usianya baru seumur jagung, tapi sudah banyak yang retak.

“Hal ini tentu sangat disayangkan apalagi proyek ini menjadi harapan bagi masyarakat ramai yang seharusnya pembangunannya tidak asal asalan," ujar Arianto saat dikonfirmasi disalah satu kedai kopi di Bengkalis.

Menurutnya, proyek yang dibangun menggunakan uang negara dengan pagu anggaran sebesar Rp9,6 miliar tersebut tentunya perlu dipertanyakan mutu dan kualitas pekerjaannya.

“Sementara proyek yang sudah dulu dikerjakan pada ruas jalan, yang sama saja belum ada masalah sama sekali. Sedangkan ini belum ada satu tahun, kok bisa seperti itu," imbuhnya.(tim)

Berita Lainnya

Index