Debat Cawapres, Jawaban Gibran Hafalan dari Konsultan

Debat Cawapres, Jawaban Gibran Hafalan dari Konsultan
Pengamat Ekonomi dari Riau, Viator Butar-Butar (foto: haluanriau.co)

RIAUREVIEW.COM --- Viator Butar-butar menyoroti debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (22/12) malam. Menurut Pengamat Ekonomi Riau itu, Gibran Rakabuming Raka hanya sekadar menghafalkan materi sesuai tema debat yang diberikan konsultan, namun yang dipaparkan sekadar teori dan terkesan utopis.

"Gibran tampaknya sudah menghafal. Tetapi kebanyakan teoritis dan utopis," ujar Viator, Sabtu (23/13).

Dia mencontohkan, ketika cawapres nomor urut tiga Prof Mahfud MD menanyakan target tax ratio sebesar 23 persen, sebagaimana yang tertuang dalam program kerja yang dipaparkan Gibran Rakabuming Raka. Mendapat pertanyaan itu, cawapres 02 itu gagap menjawab.

"Begitu keluar dari hafalan yang diberikan konsultannya, gagap dia. Ditanya tax ratio vs pertumbuhan ekonomi oleh Prof Mahfud, dia nggak bisa jawab. 23 persen dari mana? Apa GDP apa APBN? Nggak dijawabnya," kata pria yang pernah mengajar di Universitas Riau itu.

Dalam debat cawapres Prof Mahfud menyebut target 23 persen tax ratio atau rasio pajak yang dibawa Prabowo-Gibran tidak masuk akal. Mahfud bertanya dari mana angka target 23 persen tersebut.

Namun, Gibran malah menjawab pertanyaan Mahfud dengan mengungkit analogi soal berburu di kebun binatang. Gibran kemudian menjawab pertanyaan Mahfud soal 23 persen rasio pajak mengacu PDB atau APBN dengan berbicara soal kebun binatang.

Viator justru memuji kepiawaian Prof Mahfud MD dalam debat cawapres tadi malam. Menurutnya, meski tema debat yakni ekonomi bukan bidangnya, namun Prof Mahfud mampu menjabarkan dari perspektif hukum dalam percepatan pembangunan ekonomi, yakni pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.

"Temanya ekonomi bukan bidangnya Prof Mahfud. Tetapi bagusnya, beliau menekankan perspektif hukum dalam percepatan pembangunan ekonomi," jelas Viator.

Sementara, menurutnya cawapres 01 Muhaimin Iskandar hanya memaparkan pertanyaan dan jawaban yang normatif sehingga kurang menarik. "Cak Imin normatif semua," imbuhnya.

Sebelumnya, Pakar Ekonomi Dr Y Sri Susilo menilai beberapa jawaban Gibran Rakabuming Raka tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Misalnya ketika ditanya soal infrastruktur sosial, Gibran justru memaparkan mengenai masalah stunting dan program makan siang gratis.

"Begitu juga ketika ditanya soal perdagangan dalam kaitan perjanjian multilateral, jawabannya hilirisasi," kata Dosen pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta ini.

 

 

 

SUMBER: haluanriau.co 

Berita Lainnya

Index