Anak TK di Pekanbaru yang Diduga Dicabuli Teman Sendiri Alami Trauma

Anak TK di Pekanbaru yang Diduga Dicabuli Teman Sendiri Alami Trauma
Ilustrasi/cakaplah.com

RIAUREVIEW.COM --Anak Taman Kanak-kanak (TK) berusia 5 tahun yang diduga mendapat perlakuan cabul dari temannya sendiri mendapat perhatian langsung dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Riau dan Pekanbaru.

LPAI Riau dan Pekanbaru siang hari tadi mengunjungi rumah korban, Selasa (16/1/2024). Mereka menyebutkan bahwa anak tersebut kini sedang mengalami trauma terkait diduga perbuatan cabul yang dilakukan oleh temannya.

Ketua LPAI Riau, Ester menyampaikan bahwa tujuan kunjungan LPAI ke rumah korban yakni untuk melihat atau memantau kondisi korban berusia 5 tahun tersebut, sekaligus memberikan semangat kepada keluarga korban.

"Ya, kami datang untuk memberikan semangat kepada keluarga, bagaimana yang terbaik untuk solusinya. Kita sama-sama menjelaskan yang terbaik demi kepentingan anak," sebut Ester, Selasa (16/1/2024).

Ester menyampaikan, untuk langkah selanjutnya LPAI akan menelusuri masalah yang menyangkut kedua anak tersebut, yang diketahui masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).

"Yang jelas kita akan memberikan solusi yang terbaik demi kepentingan anak," ujarnya.

Selain itu, sambungnya, LPAI juga berharap adanya kolaborasi yang baik antar lembaga dalam penanganan kasus ini, sehingga keputusan terbaik dapat diambil untuk masa depan anak.

"Kita harap lembaga yang sudah ikut bersama kita untuk dapat berkolaborasi mencarikan solusi yang terbaik," sebutnya.

Sebab Ester menilai, anak TK yang diduga mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari teman sekolahnya ini mengalami trauma.

"Kita melihat kondisi anak, tampak dampaknya berupa tantrum. Ada hal yang mungkin tidak dapat dia keluarkan emosionalnya, dan itulah yang akan kami periksa nanti," terangnya.

Menurut Ester, dalam kondisi anak seperti ini, perlu ada pendekatan psikologis yang terbaik untuk anak yang diberikan oleh keluarga.

"Demi mengurangi tantrum dan mengatasi kemarahan, diperlukan penelitian dengan tenang. Si korban melihat dunia penuh kekhawatiran dan ketakutan, terutama ketika mendengar nama teman yang melakukan pelecehan tersebut. Dia langsung merasa takut dan trauma," terangnya.

"Sang anak perlu banyak bermain untuk menghilangkan rasa takut dan kekhawatiran. Semua ini dilakukan untuk kepentingan terbaik anak," imbuhnya.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Ketua LPAI Pusat, Kak Seto juga sempat melakukan Video Call dengan pihak LPAI Riau untuk melihat kondisi sang anak dan memberikan semangat kepada keluarga korban.

Bahkan Ester mengatakan Kak Seto berencana akan datang langsung ke Pekanbaru pada Rabu, 17 Januari 2024 guna bertemu langsung dengan sang anak dan memberikan solusi terbaik kepada keluarga.

 

 

 

Sumber: cakaplah.cpm

Berita Lainnya

Index