Warga Keluhkan Harga Beras SPHP Dijual di Atas Harga Eceran Tertinggi

Warga Keluhkan Harga Beras SPHP Dijual di Atas Harga Eceran Tertinggi
CEK BERAS SUBSIDI: Kepala Bulog Cabang Bengkalis Budi mengecek salah satu toko kelontongan di Desa Selatbaru yang menjual beras bersubdi merek SPHP dengan harga diatas HET yang ditetapkan Bulog, akhir pekan lalu.(sukardi)

BENGKALIS,RIAUREVIEW.COM-Tingginya harga beras pasca pemilu sangat dikeluhkan masyarakat pulau Bengkalis. Bahkan untuk mengalihkan mahalnya harga beras di pasaran, masyarakat ingin membeli beras stabiliasi pasokan dan harga pangan (SPHP) program Badan Pangan Nasional (Bapangnas) yang disalurkan melalui Bulog Bengkalis.

Apalagi jika dibandingkan dengan beras lain, harga beras SPHP yang sudah ditentukan harga eceran tertingginya (HET) untuk wilayah sumatera kecuali Lampung dan Sumsel, dengan harga Rp11.500 per kilogram. Sedangkan harga beras dipasaran saat ini mencapai 15 ribu sampai 20 ribu per kilogram.

Namun beras SPHP ini malah sulit ditemukan di pasaran, sehingga masyarakat yang ingin membeli beras SPHP harus datang langsung ke Kantor Bulog Bengkalis, karena di sejumlah warung maupun toko tidak tersedia beras SPHP tersebut.

"Sulit kita dapatkan beras SPHP di kedai-kedai di Bengkalis. Kalau pun ada berasnya terbatas dan harganya mahal tak sesuai dengan HET," keluh Anto, salah seorang warga Senggoro, Senin (4/2/2024).

Ia menyebutkan, saat ini harga beras belum stabil, apalagi beras-beras bermerek dari luar, seperti dari sumbar harganya diatas Rp15 ribu per kg. Makanya dengan adanya beras SPHP program pusat dapat membantu meringankan beban ekonomi saat ini sangat susah

Terhadap keluhan masyarakat sulitnya mendapatkan beras SPHP di pasaran, Kepala Bulog Bengkalis BudI Indrawan mendatangj salah satu toko kelontongan di Jalan Sudirman, Desa Selatbaru, Kecamatan Bantan yang menjual beras SPHP di atas HET.

Sedangkan masyarakat yang ingin membeli beras SPHP bisa langsung datang ke Kantor Bulog di Jalan Karimun atau melalui Toko Pangan Kita (TPK) atau agen rumah pangan kita yang ada di 13 tempat di Pulau Bengkalis.

Kepala Bulog Cabang Bengkalis Budi Indrawan  ke Toko kelontongan Nagoya, terkejut dengan datang Kabuloga yang melihat ada tumpukan beras SPHP yang diterima oleh pemiliknya bernama Andi dan istrinya.

"Kita tak tau beras SPHP ini tidak boleh dijual sembangan. Karena saya mengambil bukan melalui agen, melainkan memungutnya dari kedai-kedai kecil yang berpariasi yakbi Rp58 ribu sampai Rp60 ribu dan saya jual Rp62 ribu perkarung kemasan 5 kg," ujarnya.

Sedangkan di tokonya juga tersedia beras berbagai mereka yakni beras Rampe Rp16 ribu per kg, raja ketioat Rp15500, rambutan Rp15 ribu, padang infah Rp15500, Ara Rp16 ribu, 05 merah Rp16 ribu, rambutan Rp15 ribu, CSb Rp15 ribu, beras bulog Tp15 ribu per kg dan beras merek nasi padang Rp16 ribu perkg ,SM Rp17 ribu, Minang jaya Rp16 ribu per kg, bunga love Rp15500, kijang Rp15500, anak daro payakumbuh kemasan 10 kg Ro177 ribu.

Sedangkan beras subsidi SPHP dijual di toko kelontongan dengan harga Rp62 ribu per 5 kg yang tersedia cukup banyak mencapai 70 an kampit.

Setelah dari toko kelontongan itu, Kabulog Bengkalis juga mendatangi toko kelontongan yang tak jauh dari toko sebelumnya. Di sana Kabulog menemukan beras SPHP yang dijual bebas sebanyak 45 kampit.

Terhadap temuan itu, Kabulog Bengkalis Budi langsung mengedukasi pedagang yang menjual beras subsidi yang tidak boleh melebihi HET yang ditetakkan pemerintah.

"Memang ada agen atau tempat penyalur yang sudah mengajukan diri sebagai penyalur ke Bulog, selain ini pedagang tidak dibenarkan menjual melebihi harga yang sudah ditetapkan yakni Rp11500 per kg atau dalam kemasa 5 kg dengan harga Rp57500," ujar Budi.

Budi menegaskan, jika beras yang dijual oleh pedagang kelontongan ini berasal dari TPK atau agen yang sudah ditetapkan Bulog, maka RPK nya akan blacklist dan tidak bisa menyalurkan beras SPHP tersebut.

"Jadi jangan main-main dengan penjualan ini, karena saya yang langsung mengawasinya ke lapangan," tegasnya.(ra)

 

 

Berita Lainnya

Index