Harga Telur Masih Tinggi, Warga: Naiknya Melebihi Saat Lebaran

Harga Telur Masih Tinggi, Warga: Naiknya Melebihi Saat Lebaran

BOJONEGORO, RIAUREVIEW.COM -Seperti di daerah lain, harga telur ayam di Bojonegoro terus merangkak naik. Dalam kurun waktu sepekan terakhir harga telur di pasaran tembus Rp 26 ribu per kilogramnya.

Hingga hari ini pantauan detikcom di beberapa pasar tradisional yang ada di sekitar kota Bojonegoro, Di pasar Banjarjo, pedagang menjual dengan harga Rp 26 ribu per kg, padahal sebelumnya harga hanya berkisar Rp 22 ribu. Sedangkan di Pasar Kapas saat ini penjual telur sudah mematok harga 26,500 per kg, yang sebelumnya hanya 23 ribu.

"Harga telur saat ini nggak jelas, sering berubah saat ini. Kami jual Rp 26.500 se kilonya, padahal dua hari lalu hanya Rp 23.500 kita jual" kata Lami (50), penjual sembako dan telur Pasar Kapas yang dilansir detikcom, Senin (16/7/2018).

Sementara di Pasar Sumberjo, harga telur ayam Rp 26-27 ribu per kg. Dikatakan oleh Dahwan (48), salah satu pedagang telur Pasar Sumberjo, sebelumnya tokonya hanya menjual terlur dengan harga Rp 23 ribu per kg. Yetapi sepekan ini alami naik naik harga.

"Kami berharap segera turun biar penjualan kembali stabil. kalau harga tidak tentu masyarakat juga enggan membeli telur. Kalau kita tanya ke pemasok itu ada pengurangan stok sehingga kita juga dapatnya sedikit." terang Dahwan penjual telur di Sumberjo.

Dahwan mengatakan harga telur melonjak naik itu juga terjadi saat lebaran, tetapi naiknya tidak sedrastis saat ini.

Salah satu pembeli telur di Pasar Sumberjo, Yuyun (35), mengaku kaget dengan harga telur yang sangat mahal. Padahal ia hampir tiap hari selalu memasak telur untuk lauk pauk hidangan makan bersama keluarganya. 

"Rata rata sebelum lebaran itu hanya Rp 19 ribu terus naik jadi Rp 21 ribu. Tapi saat ini kaget, jujur saja kok bisa tembus 26 ribu. Kami berharap ada operasi pasar oleh pemerintah tentunya. jangan semua sembako mahal. orang kecil nanti bisa menjerit," keluh Yuyun.

Salah satu penjual mi telor di Kota Bojonegoro, Sulasih (57) yang tiap hari membutuhkan telur 7-10 kg merasa berat karena harus menaikkan harga mi telornya untuk per porsinya. Namun ia tak mempunyai pilihan lain. Yang sebelumnya hanya dijual Rp 4 ribu kini berubah menjadi Rp 5 ribu per porsi.

"Mahalnya harga telur dipasaran tentunya diharapkan ada solusi dari pemerintah. pedagang mi telor kayak kami ini berat menaikkan harga per porsinya," tutur Sulasih. 

Berita Lainnya

Index