RIAUREVIEW.COM --Langkah inspiratif datang dari Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.
Di tengah maraknya alih fungsi hutan, Kelompok Tani Maju justru memilih jalan berbeda menyerahkan 311 hektare lahan sawit yang mereka kelola kepada negara untuk dipulihkan sebagai hutan konservasi.
Lahan tersebut berada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), yang selama ini menjadi salah satu titik rawan deforestasi di Provinsi Riau.
Ketua Kelompok Tani Maju, Suyadi, mengatakan bahwa penyerahan lahan ini bukan atas dasar paksaan, melainkan kesadaran akan pentingnya menyelamatkan ekosistem hutan.
"Ini bukan karena tekanan, tapi karena kesadaran kami. Kami mulai memusnahkan sawit dan akan menanam kembali pohon-pohon hutan," ujar Suyadi, Rabu (2/7/2025), saat penyerahan lahan kepada Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).
Lahan yang diserahkan berisi sekitar 40 ribu batang kelapa sawit dengan usia bervariasi antara 1 hingga 15 tahun. Dari jumlah itu, sekitar 13 ribu batang telah dimusnahkan, sebagai bagian dari proses reforestasi dan pemulihan ekosistem.
Langkah mulia para petani ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Dansatgas PKH Brigjen TNI Dody Tri Winarto, Dirjen KSDAE KLHK Satyawan Pudyatmoko, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, serta jajaran Forkopimda Riau lainnya.
Brigjen Dody menyebutkan bahwa penyerahan ini menambah luas lahan yang telah dikembalikan secara sukarela menjadi 712 hektare.
"Semua sudah kita verifikasi secara menyeluruh. Ini menjadi bagian dari program pemulihan kawasan hutan TNTN melalui pendekatan persuasif," jelas Dody.
Menurutnya, pendekatan humanis dan dialog lebih efektif dibandingkan penegakan hukum secara represif.
"Pidana itu opsi terakhir. Jika masyarakat mau berubah dan menyerahkan lahannya, itu jauh lebih baik," tegasnya.
Dody juga berharap, langkah dari petani Segati ini dapat menjadi role model bagi masyarakat lain di sekitar TNTN dan kawasan konservasi lainnya di Riau.
"Negara tidak akan bisa menyelamatkan hutan sendirian. Kami butuh kesadaran kolektif dari masyarakat," katanya.
Sumber: Riauaktual.com