BEDELAU.C0M --- Pemerintah Provinsi Riau memiliki Sekretaris Daerah (Sekda) definitif yang baru yakni Syahrial Abdi setelah resmi dilantik pada Jumat (29/8/2025) malam ini oleh Gubernur Riau Abdul Wahid.
Syahrial Abdi seorang birokrat tulen yang memiliki jejak karir cemerlang selama menjadi abdi negara. Di balik kiprahnya di dunia birokrasi, ternyata Syahrial Abdi merupakan cucu dari seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia 1945 dan ulama terpandang.
Syahrial Abdi adalah cucu dari Almarhum Haji Imam Ismail bin Bidin, yang lebih dikenal dengan julukan Imam Sabun. Julukan tersebut bukan tanpa alasan, melainkan karena kakeknya dikenal sebagai sosok yang cerdas dan ahli dalam bernegosiasi.
Imam Jumat dari Kesultanan Siak
Jejak perjuangan Haji Imam Ismail sudah dimulai sejak lama. Sejarawan dan Budayawan Riau, Orang Kaya (OK) Nizami Jamil, mengungkapkan bahwa kakek Syahrial Abdi itu memiliki peran penting pada masa Kesultanan Siak.
"Dengan titah dan perintah dari yang maha mulia tuanku Sultan Assaidis Syarif Abdul Djalil Saifoedin, Haji Ismail diangkat menjadi Imam Jumat," ujar OK Nizami Jamil.
Pengangkatan tersebut ditetapkan melalui Surat Angkatan Kesultanan Siak nomor: Regno.5/1940, tertanggal 10 Januari 1940. Hal ini menunjukkan betapa besar kepercayaan Kesultanan Siak terhadap sosok Haji Imam Ismail. Ia tidak hanya menjadi imam salat, tetapi juga seorang tokoh yang dihormati dan disegani.
Diakui Negara sebagai Pejuang Kemerdekaan
Peran Haji Imam Ismail tak berhenti di masa Kesultanan. Di masa perjuangan kemerdekaan, ia dikenal sebagai pejuang sekaligus Imam Jawatan Qadhi Kesultanan Siak. Ia berjuang tidak hanya secara fisik, tetapi juga ahli dalam siasat dan negosiasi.
"Dengan keahliannya tersebut, beliau digelar 'Imam Sabun', licin dalam berunding dan dalam ilmu keagamaannya," tutur OK Nijami Jamil.
Perjuangannya pun diakui secara resmi oleh negara. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata dengan nomor: Skep/956/VIII/1981, yang dikeluarkan di Jakarta pada 15 Agustus 1981. Surat itu memutuskan dan menganugerahkan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI kepada Haji Imam Ismail.
OK Nijami Jamil memiliki kenangan masa kecil yang mendalam dengan almarhum Haji Imam Ismail. Ia mengisahkan bahwa ketika berumur 11 tahun, ia sangat akrab dengan Haji Imam Ismail. Ayahnya, Orang Kaya (OK) Muhammad Jamil, seorang Wedana Siak pada tahun 1950-1953, merupakan sahabat dekat Haji Imam Ismail.
"Mereka sering bermain bola kaki dan berbagi cerita sambil menikmati kopi kental kesukaan mereka," ungkapnya.
Keterlibatan langsung dalam Sejarah Kemerdekaan Riau
OK Nijami Jamil juga mengungkapkan peran Haji Imam Ismail dalam momen penting sejarah Riau. Ia ikut menyaksikan penyerahan mahkota emas, senjata, dan harta Kesultanan Siak yang disumbangkan untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Menurut OK Nijami Jamil, nama Imam Sabun sangat terkenal di Siak. Dia juga pernah menjadi anggota komando yang menjaga keamanan wilayah Mandau, Siak, menunjukkan keberaniannya dalam mempertahankan keamanan daerah.
Salah satu momen bersejarah yang dilakukannya adalah ikut mengibarkan bendera Merah Putih pada 17 Oktober 1945, karena pada bulan Agustus kabar kemerdekaan belum tersiar luas di wilayah tersebut.
Sementara, mantan Gubernur Riau H Wan Abu Bakar menekankan hal yang sama. Bahwa Haji Imam Ismail memang pernah menjadi khatib di masa Kesultanan Siak tahun 1940.
"Jadi beliau itu (Imam Ismail) seorang pejuang dan ulama, diangkat menjadi khatib setiap solat Jumat. Ada masa itu seorang khatib harus diangkat oleh Sultan Siak. Jadi kalau kita lihat dari segi silsilah dan keturunan, Syahrial Abdi adalah orang yang baik, mengerti dengan agama, dan memiliki semangat pejuang untuk bekerja," kata Wan Abu Bakar.
"Jadi semangat orang tua dan datuk-datuk nya bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja Syahrial Abdi dalam melaksanakan tugas di Pemerintahan Provinsi Riau. Saya turut bangga dengan sosok Syahrial Abdi," ujar Wan Abu Bakar.
Birokrat Berpengalaman
Syahrial Abdi sendiri bukanlah sosok baru di pemerintahan Riau. Ia telah lama berkarier di birokrasi dan dikenal luas sebagai pejabat yang berpengalaman. Sejumlah jabatan strategis pernah diembannya, mulai dari camat, kepala dinas, hingga Penjabat (Pj) Bupati.
Penetapan Syahrial Abdi sebagai Sekda definitif Provinsi Riau tertuang dalam surat salinan Kepres Nomor: 123/TPA Tahun 2025 tentang Penghentian dan Pengangkatan dari dan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Surat ini berisi pengangkatan Syahrial Abdi, yang menandai awal babak baru kepemimpinannya sebagai Sekda.
Putra dari pasangan H Syaharuddin dan Hj Robiah, lahir di Kota Pekanbaru pada 1 Oktober 1975 menempuh pendidikan dasarnya di SDN 010 Pesisir. Kemudian, ia melanjutkan ke SLTP dan SLTA di Pesantren Babussalam Pekanbaru, dan menyelesaikan pendidikannya masing-masing pada tahun 1991 dan 1994.
Jalan hidupnya sebagai abdi negara dimulai saat menempuh pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Ia lulus pada tahun 1998 dan terus menapaki jenjang pendidikan hingga meraih gelar Doktor.
"Saya pun terkejut Pak OK Nijami Jami dam Pak Wan Abu Bakar menceritakan bahwa kakek saya adalah seorang pejuang 45. Saya sampai menangis mendengar garis keturunan kakek saya," ungkap Syahrial Abdi singkat.
Sumber: cakaplah.com