RIAUREVIEW.COM --Eks Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa, dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara dalam perkara tindak pidana korupsi Ganti Uang (GU) persediaan dan Tambahan Uang (TU) persediaan di Bagian Umum Setda Tahun Anggaran 2024.
Vonis dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim, Delta Tamtama, dalam sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Pekanbaru, Rabu (10/9/2025) petang.
Usai sidang, Risnandar menyatakan menerima putusan tersebut secara pribadi. Ia juga mengaku bersalah dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
“Apapun putusan yang disampaikan Yang Mulia Majelis Hakim, saya akan terima. Tapi karena saya didampingi penasihat hukum, saya juga menghargai mereka dan saya serahkan ke mereka. Tapi secara pribadi saya menerima,” ujarnya.
Ia juga mengakui kesalahannya dan menyatakan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Secara pribadi saya memang mengaku bersalah, melakukan penerimaan (uang, red) di dalam proses kegiatan,” tegasnya.
Risnandar juga menyampaikan harapan agar kasus yang menimpanya menjadi pembelajaran bagi kepala daerah lainnya dalam membedakan mana kegiatan yang menjadi tanggung jawab jabatan dan mana yang bersifat pribadi.
“Saya mengimbau kepada teman-teman kepala daerah untuk perlu dicek kembali, kegiatan-kegiatan mana yang dianggarkan pribadi dan mana yang melekat sebagai jabatan,” sebutnya.
Meski masa jabatannya sebagai Pj Walikota hanya enam bulan, Risnandar menyatakan siap menanggung akibat hukum atas persoalan yang terjadi sejak 2020.
“Kegiatan ini sudah tahun 2020, saya baru enam bulan. Masalah 2020 sampai 2024, biar saja saya yang bertanggung jawab, sehingga ke depan lebih baik. Kita tidak usah berpikir mundur, kita berpikir maju,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik. “Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Pekanbaru, atas kesalahan saya, saya mohon maaf. Insyaallah selaku manusia saya akan memperbaiki diri di dalam proses yang ada,” janjinya.
Meskipun menerima secara pribadi, Risnandar juga menyuarakan kegelisahan atas rasa keadilan.
“Adil belum tentu sama. Saya jabat enam bulan, dapat (hukuman) 5,5 tahun. Ada yang menjabat dari 2020 enggak diproses, ini kalau bicara soal rasa keadilan,” katanya.
Ia menegaskan tidak pernah melawan proses hukum sejak awal persidangan dan akan menjalani putusan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab. Di akhir pernyataannya, ia juga menyinggung kondisi politik saat menjabat sebagai Pj Walikota.
“Di saat banyak tekanan politik, di saat banyak yang minta bantuan untuk menangkan kandidat itu, banyak cobaan, saya tangkal semua, tetapi saya kena di proses ini,” tutupnya.
Dalam sidang tersebut, majelis hakim menyatakan Risnandar Mahiwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan kumulatif pertama dan kedua Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Risnandar Mahiwa tersebut, oleh karena itu dengan pidana penjara 5 tahun dan 6 bulan,” ujar hakim Delta Tamtama.
Selain pidana penjara, Risnandar juga dijatuhi hukuman membayar denda sebesar Rp300 juta subsidair 4 bulan kurungan. Ia juga dijatuhi pidana tambahan berupa uang pengganti sebesar Rp3,8 miliar lebih.
Namun, karena sebagian aset senilai Rp3,6 miliar telah disita dari Risnandar dan istrinya, sisa uang pengganti yang harus dibayar hanya sekitar Rp200 juta.
Jika tidak dibayar dalam waktu satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap, harta bendanya akan disita dan dilelang. Jika tidak mencukupi, Risnandar akan dipidana penjara selama 1 tahun.
Baik pihak terdakwa maupun JPU KPK menyatakan masih pikir-pikir atas putusan ini dan memiliki waktu tujuh hari untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.
Sumber: cakaplah.com