Andi Arief: Penculikan 1998

Andi Arief: Penculikan 1998
Wasekjen Demokrat Andi Arief di kediaman SBY, Mega Kuningan (Foto:Ricad Saka/kumparan)

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Wasekjen Demokrat Andi Arief muncul dengan pernyataan kontroversial yang menyebut Ketum Gerindra Prabowo Subianto adalah jenderal kardus. Sontak pernyataan ini mengejutkan banyak pihak di tengah rencana pertemuan Prabowo dan Susilo Bambang Yudoyono (SBY).

Andi sendiri sudah mengenal Prabowo sejak 1998. Tetapi hubungan mereka sejak awal tak terjalin dengan baik. Saat kerusuhan 1998, Andi mengaku ditangkap karena menjadi salah satu aktivis mahasiswa yang getol berdemonstrasi.

Pria kelahiran Bandar Lampung itu mengaku diculik saat berada di Rumah Susun Kelender, pada 13 Maret 1998. Andi menjadi salah satu dari sembilan korban penculikan yang akhirnya dilepaskan. Mereka adalah Mugiyanto, Desmod J Mahesa, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, Raharjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, dan Haryanto Taslam (alm).

Andi diculik oleh anggota Kopassus saat menjadi Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID). Namun, Andi memilih untuk berdamai.

Pada 25 Juni 2014 lalu, Andi sempat menyebut kejadian pada 1998 itu bukanlah penculikan tetapi penangkapan. Andi menganggap aksi penangkapan tersebut bukanlah inisiatif pribadi dari Prabowo yang menjabat Komandan Jenderal Kopassus saat itu.

Menurutnya, tak masuk akal aksi yang melibatkan sejumlah instansi negara seperti TNI dan Polri tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. Meski demikian, hubungan Andi dan Prabowo cukup baik setelah keduanya terjun ke dunia politik.

 Andi Arief, Partai Demokrat, Prabowo Subianto, GerindraAndi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra. (Foto:Ricad Saka/kumparan, AFP/Bay Ismoyo)

Andi memilih merapat ke Partai Demokrat dan pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan pada Pilpres 2014, Andi mendukung Prabowo menjadi presiden.

Kini Andi, tetap mendukung koalisi partainya, yakni Gerindra, untuk maju di Pilpres 2019. Meski sempat menuding Prabowo jenderal kardus dalam cuitannya di Twitter, Andi memastikan partainya tetap mendukung dan bersama Prabowo.

“Sampai saat ini kami masih bersama Pak Prabowo,” kata Arief yang dilansir dari kumparanNews usai rapat internal Demokrat di kediaman SBY, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (9/8).

Pada 1998, sempat terjadi aksi penculikan terhadap para aktivis yang dilakukan oleh Tim Mawar Kopassus. Tim Mawar kemudian di sidang di Mahkamah Militer. Mereka yang dihukum, yakni Mayor Inf. Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar), Kapten Inf. FS. Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten Inf. Nugroho Sulistyo Pondi, Kapten Inf. Yulius Selvanus, dan Kapten Inf. Untung Budi Harto.

Namun, Prabowo tidak pernah menjalani sidang di Mahkamah Militer. Prabowo hanya menjalani sidang di Dewan Kehormatan Perwira dan akhirnya diputuskan untuk diberhentikan secara hormat.

Berita Lainnya

Index