JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat memilih calon terbaik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang mulai dari Pemilihan Presiden hingga Pemilihan Legislatif.
"Kalau ada Pilkada, Pilpres, Pileg sudah yang paling baik dicoblos. Jangan dibawa-bawa tiga sampai empat tahun masih dibawa urusan Pilpres dan Pilkada," kata Jokowi yang dilansir CNNIndonesia, di Forest Hotel, Bogor, Jumat (14/9).
Permintaan ini disampaikan demi menjaga kesatuan masyarakat Indonesia. Ia menegaskan aset terbesar Indonesia adalah kerukunan, persatuan, dan persatuan dalam keberagaman masyarakat Indonesia selama ini.
Menurutnya, hal itu tidak senilai dengan rusaknya persaudaraan hanya karena perbedaan pilihan dalam pesta demokrasi lima tahunan sekali.
Jokowi menyampaikan hal itu saat membuka Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia.
Menurutnya, keberagaman masyarakat Indonesia sering dilupakan banyak orang.
Ia mengatakan persatuan jelas terlihat ketika penyelenggaraan Asian Games 2018 beberapa waktu di Jakarta dan Palembang. Menurutnya, saat itu tak ada orang yang menanyakan daerah asal, agama, suku, atau bahasa daerah atlet.
Seluruh masyarakat, kata Jokowi, saat Asian Games 2018 bersatu mendukung seluruh atlet Indonesia sehingga akhirnya berhasil meraih 31 emas dan berada di posisi keempat.
"Pas Asian Games begitu kita bersatu enggak ada yang pencak silat agamanya apa sukunya apa kan enggak ada, bahasa daerahnya seperti apa. Ya memang seharusnya seperti itu," tuturnya.
Pria yang juga menjadi bakal peserta dalam Pilpres 2019 itu berharap masyarakat dapat menjaga persatuan dan kesatuan di masa mendatang dan tak mudah terpengaruh permainan politik.
Jokowi mencontohkan salah satu permainan tokoh politik dalam acara pembukaan Asian Games 2018 yang menayangkan atraksi motor.
"Pas pembukaan yang diramaikan bukan pembukaannya, sama politisi itu (yang diramaikan) stuntman ya gimana coba? Masa presiden disuruh akrobat seperti itu? Ya pasti stuntman enggak usah ditanyakan kayak begitu," tuturnya.
Menurut Jokowi, para politikus pintar mempengaruhi masyarakat.
"Tapi jangan kita terpengaruh dalam waktu cukup lama karena berbahaya bagi negara ini," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.