Jokowi Akui Kesulitan Dongkrak Harga CPO

Jokowi Akui Kesulitan Dongkrak Harga CPO
Ilustrasi

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Presiden Joko Widodo mengakui pemerintah kesulitan untuk mendongkrak harga CPO. Menurutnya, pemerintah telah berupaya agar harga minyak kelapa sawit membaik. 

Beberapa cara telah ditempuh pemerintahannya agar harga komoditas tersebut bisa membaik.  Salah satunya mengirimkan tim untuk menyelesaikan kampanye hitam dan hambatan ekspor sawit ke Uni Eropa agar ekspor sawit ke kawasan tersebut bisa ditingkatkan dan harganya bisa diperbaiki.

Selain itu, pemerintahannya juga telah meminta China untuk menambah jumlah pembelian sawit Indonesia. Permintaan tersebut ia langsung sampaikan ke Perdana Menteri China Li Keqiang beberapa waktu lalu.

"Saya minta tambahan, saya to the point aja saya ngomong ya minta agar produksi disini bisa diserap sehingga harganya bisa naik. Ada tambahan 500 ribu ton, banyak sekali," ujarnya seperti dilansir CNNIndonesia, Senin (26/11).

Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Harga minyak kelapa sawit belum membaik. Sepanjang 2018 ini saja misalnya, harga CPO kontrak acuan Derivatif Malaysia sudah amblas dari posisi RM2.600 per ton menjadi ke bawah RM 2.000 pada November ini.

Atas permasalahan itulah, Jokowi mengambil kebijakan tambahan. Agar harga minyak kelapa sawit bisa kembali naik, pemerintahannya memperluas kewajiban pencampuran sawit pada solar (B20).

Jokowi berharap, kebijakan tersebut bisa menyerap pasokan produksi sawit yang per tahunnya mencapai 42 juta ton sehingga harganya bisa membaik kembali. 

Berita Lainnya

Index