Ini Cara Buron KPK Kabur dari Indonesia ke Thailand Tanpa Imigrasi

Ini Cara Buron KPK Kabur dari Indonesia ke Thailand Tanpa Imigrasi
Mantan Presiden Komisaris Lippo Group, Eddy Sindoro, ketika menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di KPK

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Mantan Presiden Komisaris Lippo Group, Eddy Sindoro, tidak pernah memenuhi panggilan penyidik KPK sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 21 November 2016. Eddy Sindoro kabur ke luar negeri.

Jaksa KPK menyebut Eddy Sindoro sempat ingin menyerahkan diri tetapi malah mendapat saran dari pengacara Lucas untuk kabur. Dua tahun sejak penetapan tersangka itu, Eddy Sindoro ketahuan memakai paspor palsu ketika berada di Malaysia sehingga harus dideportasi ke Indonesia.

Mau tak mau, Eddy Sindoro harus kembali ke Indonesia. Namun Lucas kembali berperan membantu Eddy Sindoro kabur ke luar negeri meski harus pulang ke Indonesia. Bagaimana caranya?

Awalnya Lucas meminta bantuan Dina Soraya, seorang sekretaris di PT Gajendra Adhi Sakti, untuk menjemput Eddy Sindoro di Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengantarkannya lagi menuju pesawat ke Bangkok. Thailand. Dina mengaku kenal dengan Lucas cukup lama karena dikenalkan bosnya yaitu Riza Chalid.

Dina kemudian bekerja sama dengan seorang staf bandara bernama Dwi Hendro Wibowo alias Bowo. Dia berperan membeli tiket pesawat untuk Eddy Sindoro dengan tujuan Bangkok yang jam keberangkatannya berdekatan dengan waktu ketika Eddy Sindoro tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

"Awalnya yang mau beli tiket saya, tapi Bowo tawarkan diri karena kerja di bandara," ucap Dina yang dilansir detikcom, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2018).

Selain itu, Bowo meminta bantuan pada Duty Executive PT Indonesia AirAsia, Yulia Shintawati alias Shinta, karena pesawat yang membawa Eddy Sindoro dari Malaysia ke Indonesia merupakan pesawat AirAsia. Di dalam pesawat itu, Eddy Sindoro bersama Michael Sindoro dan Chua Chwee Chye alias Jimmy.

"Begitu tahu tamu pakai AirAsia, Bowo bilang butuh asistensi orang AirAsia untuk bagasi, jadi Shinta membantu ikut jemput Pak Jimmy dan Pak Eddy," kata Dina. 

"Jadi saya tanya sama mereka (Bowo dan Shinta), (penjemputan transit) tanpa pemeriksaan imigrasi, mereka bilang bisa. Saya tanya sama Shinta, 'Kalau dijemput pakai AirAsia, kamu mau bantu Bowo?' (Shinta jawab) 'Iya mbak, saya bantu, jemput di bawah roda pesawat pakai mobil," imbuh Dina.

Namun Dina mengaku tidak tahu detail penjemputan Eddy Sindoro bersama dua orang lainnya itu tanpa melalui imigrasi hingga akhirnya bisa kabur ke Bangkok itu. Sosok Eddy Sindoro pun baru diketahui Dina belakangan sebagai tersangka KPK.

"Saya baru tahu setelah saya dipanggil KPK. Bapak Eddy di internet ternyata punya kasus, tapi saya nggak tahu kasusnya apa," kata Dina.

Berita Lainnya

Index