Sosialisasi dan Pengukuhan Pengurus APSAI Bengkalis

Deputi Tumbuh Kembang Anak Sampaikan Indeks Pembangunan Manusia

Deputi Tumbuh Kembang Anak Sampaikan Indeks Pembangunan Manusia
SOSIALISASI : Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Lenny N Rosalin didampingi Sekda Bengkalis H Bustami HY saat memberikan sosialisasi APSAI Bengkalis di lantai IV kantor Bupati Bengkalis,

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM — Pergi ke pasar membeli ikan bilis. Dan juga membeli ikan belanak. Selamat atas terbentuknya APSAI Bengkalis. Segera bekerja untuk memenuhi hak dan perlindungan khusus anak.

Sebait pantun di atas mengawali kata sambutan Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Lenny N Rosalin, saat memberikan sosialisasi APSAI Bengkalis di lantai IV kantor Bupati Bengkalis, Jumat (8/2/2019).

Lenny N Rosalin didaulat menjadi undangan khusus bersama Ketua Umum APSAI Pusat Luhur Budijarso dan menjadi tamu kehormatan dari Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis H Zainuddin Yusuf. Usai pengukuhan pengurus APSAI, Lenny N Rosalin turut menyampaikan materi tentang Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Menurutnya, setelah terbentuknya pengurus APSAI Kabupaten Bengkalis ini maka bersama-sama kedepan Bengkalis dengan status Kabupaten Layak Anak Pratama, maka bisa naik status lebih tinggi melalui sebuah proses. Sebab, KLA itu peringkatnya dari mulai terendah, Pratama, Madya dan Utama maka di utama ini baru bisa menjadi KLA seutuhnya.

Meskipun demikian, sambung Lenny, kabupaten Bengkalis sudah baik dibanding kabupaten/kota lainnya yang masih belum mendapat status atau peringkat KLA. Bicara tentang anak, sambungnya lagi. Maka yang dikatakan anak itu mereka yang usianya dibawah 18 tahun atau sampai tamat SMA.

Untuk menuju ke KLA ini, katanya lagi. Perlu disiapkan sebaik mungkin. Ibaratnya saat ini yang perlu disiapkan adalah landasan pacu untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Sebab, membangun anak tidak seserhana yang dibayangkan.

“Membangun anak tidak sesederhana yang dibayangkan. Sebetulnya sudah banyak program dilakukan tapi dilakukan masih banyak versi bekerja sendiri-sendiri. Jika fokus, misalnya dinas pendidikan fokus pendidikan anak, kesehatan fokus kesehatan anak, kominfo fokus dengan desa layak anak. Begitu juga perpustakaan, dinas PU dan semua OPD, maka selama menyangkut dengan anak. Semua program bersama-bersama bisa menjadikan Bengkalis sebagai Kabupaten Layak Anak,”katanya.

Dikatakannya lagi, hari ini sengaja dirinya mengambil judul atau tema sosialisasi percepatan kabupaten Bengkalis menuju KLA. Bicara cepat, tentunya bersama-sama bisa cepat. Bengkalis yang memiliki 600 ribu penduduk, sekitar sepertiga dari jumlah penduduk adalah anak atau sekitar 200 ribu.

“Dari jumlah 200 ribu anak itu maka harus jadi target kerja kita semua. Mereka ada dimana, maka harus dipilih memulainya dari desa, atau tingkat kelurahan hingga tingkat terendah seperti RT. Silahkan tidak ada aturan baku, seperti contoh DKI Jakarta hari ini dengan jumlah 12 juta jiwa penduduk, memulainya dari tingkat kelurahan,”katanya lagi.

Sebagai perbandingan lainnya. Kata Lenny, untuk Kabupaten Layak Anak status tertinggi di Indonesia atau peringkat tertinggi terdapat di dua kota. Pertama Kota Surakarta dan Kota Surabaya. Kedua kota ini memulainya dengan cara berbeda. Di Surakarta memulainya dari tingkat kelurahan sedangkan Kota Surabaya memulainya dari tingkat RT.

“Jika benar-benar solid, bisa menjadi kesuksesan, kerja kolektif kerja bersama. Seperti hari ini Alquran sebagai pegangan hidup kita, begitupun anak, mulai dari segala bentuk manusia, semua sepakat dengan konvensi hak anak. Indonesia setuju, karena bagian dari negara global,”paparnya.

Menurutnya lagi, melalui gerakan bersama Indonesia yang memiliki 34 provinsi, bisa mewujudkan Indonesia Layak Anak (Idola) sepanjang 200 ribu anak di Kabupaten Bengkalis ini, bisa terpenuhi hak-hak dan perlindungannya.

“Kami tanpa kendala sedikitpun hari ini sudah menyambangi 415 kabupaten/kota, masuk Bengkalis hari ini menjadi 416. Untuk menerobos Kota Layak Anak (KLA) ini, catatan jangan jadikan itu menjadi beban, karena hari ini kami sangat mendukung Bengkalis menjadi KLA,”sambungnya.

Lenny menjelaskan lebih rinci, jika Riau saat ini berada di 78 persen untuk daerah layak anak dari persoalan identitas anak. Sisanya 22 persen masih belum terakomodir melalui akta kelahiran anak. Ini menjadi salah satu resiko buruk jika tidak disikapi secara bersama.

Sebanyak 22 persen anak belum memiliki akta kelahiran. Maka resiko yang dihadapi adalah anak bisa menjadi korban perdagangan manusia. Selain itu juga berdampak pada pemalsuan identitas anak.

Sementara itu, sambungnya. Sebagai indicator atau tolak ukur (indeks,red) pembangunan manusia, anak perlu diperhatikan dari aspek jatidirinya sejak dini. Sehingga terhindar dari tiga hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Pertama, kata Lenny, masalah perkawinan anak. Jika anak dikawinkan secara otomatis putus sekolah dan program wajib belajar tidak bisa terealisasi secara baik. Resiko kedua yaitu, kesejahteran anak mulai dari angka kematian ibu atau anak yang melahirkan, serta anak yang dilahirkan dari anak itu sendiri. Ketiga, anak sudah memiliki keluarga sendiri, sudah barang tentu harus bekerja untuk memenuhi hidup anaknya. Jika anak itu lulus SD harus bekerja tidak mungkin bisa, maka muncul isu kemiskinan.

“Artinya untuk anak ini, yang perlu diperhatikan sekali adalah pendidikannya, kesehatannya dan ekonominya. Tiga hal diatas untuk mengukur indek pembangunan manusia. Saya selalu sampaikan kepada gubernur, bupati dan walikota. Jangan pernah mimpi jika indek pembangunan tinggi, kalau masalah perkawinan anak belum teratasi. Anak punya anak masih anak, paceklik dicerai jadi janda masih anak, maka untuk APSAI ini menjadi tugas nantinya kedepan bagaimana menyelaraskan programnya dan bermitra dengan pemerintah,”katanya.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Sekda Bengkalis H Bustami HY, Kepala DPP-PA Riau Hj Hidayati Effiza, Kepala DPP-PA Kabupaten Bengkalis H Mustafa, Ketua MKA LAMR Kabupaten Bengkalis H Zainuddin Yusuf dan seluruh perwakilan OPD, kepala desa, serta para pengurus Forum Anak se-Kabupaten Bengkalis.(kr/ab)

Berita Lainnya

Index