Syaukani Al-Karim Ikuti Bedah Buku Celana Tak Berpisak

Syaukani Al-Karim Ikuti Bedah Buku Celana Tak Berpisak
BEDAH BUKU : Dua pembicara Dr. Junaidi, M.Hum mewakili Akademisi Unilak. Kemudian, anggota DPRD Bengkalis Syaukani Al Karim mewakili sastrawan Riau hadir dalam bedah buku berjudul Celana Tak Berpisak karya Griven H Putera, Senin (25/2/2019).(dok)

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM — Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Indonesia Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru menggelar bedah buku berjudul Celana tak Berpisak karya Griven H Putera. Bedah buku berlangsung di ruang seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak, Senin (25/2/2019).

Kegiatan ini dihadiri dua pembicara sekaligus bertindak sebagai pembedah yaitu Dr. Junaidi, M.Hum mewakili Akademisi Unilak. Kemudian, anggota DPRD Bengkalis Syaukani Al Karim mewakili sastrawan Riau. Tampil sebagai moderator Muhammad Kafrawi, S.S, M.Sn.

Sedangkan untuk peserta turut dihadiri seluruh mahasiswa FIB-Unilak, Pekanbaru. Dr. Junaidi dalam paparannya mengatakan, bedah buku ini diharapkan bisa menjadi atmosfir baru serta forum diskusi yang baik dan menambah ilmu pengetahuan.

Sementara itu, Syaukani Al Karim mengatakan, bedah buku berjudul Celana tak Berpisak karya Griven H Putera itu cukup menarik. Dalam buku itu mengisahkan kebangkitan sebuah negeri yang mampu bertahan walau tidak memiliki pisak yang dianalogikan sebagai penyangga kehormatan.

Artinya apa? sambung Syaukani, kalau semua bisa mengawal kehormatan maka semua bisa kembali kuat. Sebab, dahulu dalam sebuah tulisan bung Karno (Soekarno mantan presiden RI) pada masa lalu belum ada apa-apanya negara jika terjadi penurunan dari berbagai hal kemudian penurunan kehormatan dari negara lain, maka hal ini harus diperkuat kembali dengan hadirnya anak negeri untuk menjunjung negara ini.

Menurut Syaukani, kegiatan yang dilaksanakan mendapat sambutan hangat dari rektor dan civitas akademisi. Bahkan, akademisi baik rektor dan mahasiswanya turut memberikan pandangan yang positif dalam bedah buku ini.

“Akademisi dan rektor cukup bagus, mereka turut memberikan pandangan untuk kita bersama-sama untuk mengawal negeri ini dengan bijaksana dan berupaya membentenginya agar tidak ada yang bisa mengoyak-ngoyak negeri ini, kedepannya Insya Allah kegiatan ini akan berlanjut, karena merupakan bagian dari pencerahan serta berbagi ilmu pengetahuan untuk adik-adik di kampus,”katanya.

Bedah buku tersebut berlangsung dari pukul 09.00 WIB dan berakhir 13.00 WIB. Bedah buku Celana Tak Berpisak karya Griven H Putera yang dibedah oleh dua pemateri tersebut juga menjadi bahan diskusi.

Sebelumnya salah seorang akademisi, Jefri Al Malay, memberikan pandangan terhadap bedah buku tersebut.

"Tidak indah rasanya jika penulis atau pengarang diberikan ruang untuk bicara, hal ini akan menenggalamkan karya itu sendiri," tegas Jefri al Malay.

Ia menyarankan kegiatan membahas atau mendiskusikan sebuah buku dilaksanakan bukan membuat masalah, apalagi menjatuhkan sang penulis. Di dalam sebuah buku tentu ada kurang dan lebihnya. Hal itu dibahas, didiskusikan dan diberikan saran.(kr)

Berita Lainnya

Index