"Memetik" Semangat Biksu Sastra di Riau, FIB Unilak Menggelar Haul Hasan Junus

Diskusi dan Mengenang Alm. Hasan Junus di Pendopo Rusunawa Unilak.

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Memperingati haul Alm. Hasan Junus (HJ). Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Lancang Kuning (Unilak) menggelar diskusi dan bincang-bincang karya Alm. Hasan Junus (HJ). Acara dilaksanakan di Pendopo Rusunawa kampus Unilak, Sabtu (30/3/19).

Alm. Hasan Junus (HJ) merupakan seorang sastrawan, seniman dan budayawan di Riau yang memiliki semangat serta dedikasi yang sangat tinggi di dunia sastra. Dengan itu Alm. Hasan Junus digelari Biksu sastra di Riau. HJ wafat pada tanggal 30 Maret 2012. Tentu masyarakat Riau hingga saat ini kehilangan seorang yang cukup berpengaruh terhadap dunia Sastra.

Bertepatan pada tanggal 30 Maret 2019. Fakultas Ilmu Budaya menggelar diskusi mengenang Haul Alm. Hasan Junus. Dengan ini mengundang sebagai pembicara pada acara tersebut yaitu, Kadis Kebudayaan Provinsi Riau Datuk Yoserizal Zein, Sastrawan Riau H. Dheni Kurnia dan Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Muhammad Kafrawi, S.S., M.Sn. Acara dipandu oleh mahasiswa jurusan Sastra Daerah, Awi Andjung. Acara Haul Alm. Hasan Junus ini diikuti oleh mahasiswa jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Daerah/Melayu.

Dheni Kurnia menyebutkan, "HJ adalah 'kunci' semangat saya untuk menulis, beliau memiliki semangat yang luar biasa dalam menulis, tentunya pada karya sastra. HJ mengajarkan saya fokus untuk menulis, karna itu tulisan saya "Bunatin" juara 1 HPI di 2018," ungkap Dheni.

Dheni menambahkan, "HJ orang yang komplit. Beliau adalah seorang sastrawan, budayawan, seniman, wartawan dan sejarawan. HJ menguasai 7 bahasa asing. Pada karyanya, kelebihan HJ adalah pada kekuatan kata-kata, sekalipun kata-kata itu jelek dan terkadang tabu namun di tangan HJ semuanya menjadi bermakna dan bernilai sastra yang indah," jelas Dheni.

Selanjutnya Kafrawi menyebutkan, bahwa semangat Hasan Junus dalam berkarya dan dalam kehidupan sehari-hari sangat luar biasa. Bahkan, ketika biksu sastra (gelar sastra HJ) dari Riau itu ketika melawan sakitpun dia dalam keadaan bahagia. HJ ini mengelaborasi pemikiran-pemikiran barat. Pemikiran barat itu tak dimakan mentah-mentah, tapi diolah dengan pemikiran HJ sebagai orang Melayu. Inilah nilai tambah bagi Alm. HJ dalam karya sastranya," jelas Kafrawi.

Kafrawi menambahkan, "kita sebagai orang yang berkecimpung di dunia sastra harus membaca karya-karya Alm. HJ. Di sana kita dapat mengutip denyut atau semangat seorang yang digelari 'Biksu' sastra di Riau dalam karya-karyanya".

Berita Lainnya

Index