Tim Penilai dan Pembina Adiwiyata Turun ke Sejumlah Sekolah

Tim Penilai dan Pembina Adiwiyata Turun ke Sejumlah Sekolah
Tim penilai dan pembina Adiwiyata mulai melaksanakan tugasnya. Tim tersebut turun ke lapangan guna menilai sebanyak 24 sekolah di Kabupaten Bengkalis. Hal itu disampaikan Tim Penilai Adiwiyata, Maliki, S.Km dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis.

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -Tim penilai dan pembina Adiwiyata mulai melaksanakan tugasnya. Tim tersebut turun ke lapangan guna menilai sebanyak 24 sekolah di Kabupaten Bengkalis. Hal itu disampaikan Tim Penilai Adiwiyata, Maliki, S.Km dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis, Senin (22/07/2019.

Menurut Maliki, setelah melalui sejumlah pertimbangan, 24 Sekolah di Kabupaten Bengkalis baik jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas  dan Sekolah Aliyah  dilakukan visitasi dan penilaian untuk dipilih sebagai Sekolah yang berhak mengikuti penilaian Sekolah Adiwiyata baik di tingkat Kabupaten dan akan berlanjut ke tingkat propinsi.

"Kita sudah mulai turun melakuk  penilaian di sejumlah kecamtan di antara sekolah yang sudah kita datangai anatara lain SD Negeri 8 Kec Pinggir, SMPNegeri 2 Pinggir, SMA Negeri 2 Pinggir kemudian, SD Negeri 7 Mandau,SMP negeri 7 Mandau, serta SMA Negeri 3 Mandau,kemudian Kecamatan Bandar Laksamana SD Negeri 5 dan SMP Negeri 1 lanjut ke kecamtan Bukit Batu tepatnya di MAN 2 Bengkalis serta Kecamtan Siak Kecil SD negeri 3 tanjung belit,SD Negeri 8 Tanjung Belit serta SD negeri 11 Sungain Nibung,"ungkap Maliki yang juga menjadi tim inti Adiwiyata.

Lebih lanjut Maliki mengutarakan, program dengan Leading Sector DLH melibatkan anggota Tim yang dari selain dari DLH, juga unsur Dinas Pendidikan,Kementerian Agama,Perguruan Tinggi serta LSM Lingkungan Hidup.

Kemudian untuk sekolah, sambung Maliki,  untuk di Kecamatan Bengkalis terdapat SD Negeri 37 Pematang Duku, SD 50 Senggoro dan SMP Negeri 7 Teluk Latak. Sedangkan di Kecamatan Bantan terdapat  SMA Negeri 2 Suka Maju, SD Negeri 27 Teluk Papal dan SMP Negeri 3 Bantan Tengah.

Sementara untuk dua kecamatan lainnya di Pulau Rupat yakni  Kecamatan Rupat, terdapat SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 dan SMA Negeri 2.  Kemudian di Rupat Utara SMP Negeri 2, SD Negeri 2 dan SD Negeri 6.

"Masing-masing sekolah yang layak dan terpilih di tingkat Kabupaten,  akan dipilih mengikuti penilaian tingkat propinsi dan pihaknya sangat berharap Sekolah yang terseleksi benar-benar merupakan Sekolah, yang berwawasan lingkungan,"katanya.

Senada diutarakan Musa Ismail, dari tim penilai mewakili Dinas Pendidikan  Bidang SMP. Untuk sekolah Adiwiyata memiliki tanggungjawab untuk dapat menjaga kondisi sekolah tetap berkonsep wawasan lingkungan , melalui pengelolaan kegiatan pembelajaran .

"Sekolah Adiwiyata, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang berwawasan lingkungan, itu penting, jadi setiap pembelajaran yang ada, guru dituntut turut andil menyangkut kehidupan, kelestarian lingkungan, budaya yang ada, dalam visi misinya juga, bukan hanya fisiknya,  kalo kami justru membentuk karakteristik anak supaya cinta lingkungan dan mampu melestarikan lingkungan kehidupan ini, orang memandang bahwa Adiwiyata itu harus banyak pohon perlu kita luruskan, itu penting,  tetapi justru dalam KBM itu pembentukan siswa, semua mapel include disitu," jelasnya.

Sementara itu, Khairul Saleh penggiat lingkungan dari LSM Bahtera Melayu, Senin (22/7/2019) menjelaskan, dalam konsep Adiwiyata ini perlu ditanamkan jiwa berwawasan lingkungan kepada siswa.

Sejatinya juga, sambung mantan komisioner KPU Bengkalis ini, wawasan lingkungan sebuah keharusan dilakukan pihak sekolah secara terus menerus, melakukan pembinaan kepada siswa, termasuk setiap adanya siswa baru.

Menurutnya lagi, indikator sebagai sekolah Adiwiyata juga diharuskan Sekolah mampu menjaga pengelolaan  Sarpras, kurikulum, kebersihan sanitasi, toilet dan penghijauan termasuk sirkulasi udara serta tempat bermain bagi siswa.

"Indikator penunjang Adiwiyata lainnya adalah peran serta masyarakat di sekitar sekolah harus juga dilibatkan karena perubahan sikap siswa tidak saja  disekolah tapi harus diterapkan di rumah dan lingkungan keluarga," terangnya.

Selain itu, Khairul menyampaikan khusus bidang keagamaan menjadi bagian sangat penting, bagaimana pihak sekolah melibatkan unsur tokoh adat dan tokoh agama terlibat dalam pembinaan di sekolah tersebut.

"Sesuai semboyan, Kebersihan separoh dari Iman. Ini juga harus diajarkan kepada siswa bagaimana hukumnya membuang sampah sembarangan tentu juga berdosa,"tandasnya.

Seperti diketui, untuk tim penilai dan pembina Adiwiyata ini, tim nantinya berupaya maksima dalam menjalankan tugasnya. Tim sekolah yang di tunjuk oleh Korwilcam Pedidikan dimasing masing Kecamatan masuk semuanya sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan. (ab)

Berita Lainnya

Index