Kim Jong-un Sebut Uji Coba Rudal Peringatan untuk Korsel

Kim Jong-un Sebut Uji Coba Rudal Peringatan untuk Korsel
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un. (REUTERS/Leah Millis)

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Korea Utara menuturkan uji coba rudal yang dilakukan kemarin langsung diawasi Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un dan merupakan "peringatan serius" bagi tetangganya, Korea Selatan, terkait rencana latihan militer dengan Amerika Serikat.

Dilansir CNNIndonesia bahwa uji coba rudal baru menggunakan "senjata taktis tipe baru untuk mengirim peringatan serius kepada para penghasut perang dari Korea Selatan karena desakan mereka untuk mengadakan latihan bersama menentang peringatan berulang."

KCNA menuturkan Kim Jong-un menganggap rudal "canggih" itu mampu terbang dengan ketinggian rendah yang membuat senjata itu sulit untuk dicegat.

Kim Jong-un juga disebut memperingatkan Seoul untuk "tidak mengabaikan peringatan tersirat" Korut terkait perkembangan senjatanya.

Kantor Kepala Staf Gabungan Militer Korsel (KCS) menuturkan uji coba rudal pada Kamis (25/7) melibatkan dua rudal, salah satunya "tipe jenis baru" dan terbang hingga 690 kilometer sebelum jatuh ke laut.

Ini merupakan uji coba rudal Korut pertama sejak pertemuan terakhir Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un di zona demiliterisasi (DMZ), perbatasan kedua Korea, pada akhir Juni lalu.

Dalam pertemuan dadakan itu, Trump dan Kim Jong-un sepakat melanjutkan pembicaraan denuklirisasi setelah sempat mandek pasca pertemuan keduanya di Hanoi, Vietnam, Februari lalu.

Pada Mei lalu, Korut juga melakukan uji coba rudal jarak pendek. Namun, Trump menganggap uji coba itu sebagai sesuatu yang standar dan tidak akan berdampak pada relasi AS-Korut, terutama dialog denuklirisasi kedua negara. 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meyakini bahwa dialog antara kedua belah pihak akan tetap berlanjut dan menganggap uji coba rudal terbaru kemarin merupakan taktik negosiasi Korut saja.

"Semua orang mencoba untuk bersiap-siap menghadapi negosiasi sehingga berusaha meningkatkan nilai tawar mereka dan membuat risiko bagi pihak lain," ucap Pompeo seperti dikutip AFP.

"Kami tetap yakin bahwa ada jalan diplomatik ke depan, solusi yang dinegosiasikan untuk isu ini," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Korsel dan AS memang direncanakan menggelar latihan militer rutin tahunan mereka bulan depan. Latihan yang melibatkan 30 ribu personel AS dan 10 ribu personel Korsel itu kerap membuat Pyongyang geram.

Berita Lainnya

Index