Turis Inggris Tewas Dicekik Pria yang Dikenalnya via Kencan Online

Turis Inggris Tewas Dicekik Pria yang Dikenalnya via Kencan Online
Grace Millane (BBC News)

WELLINGTON, RIAUREVIEW.COM -Seorang turis wanita backpacker asal Inggris dicekik hingga tewas oleh seorang pria yang baru dikenalnya lewat aplikasi kencan online, Tinder. Kasus pembunuhan yang mengejutkan publik Selandia Baru ini tengah disidangkan pekan ini.

Seperti dilansir detikcom, Rabu (6/11/2019), wanita muda bernama Grace Millane (22) ini menghilang di Auckland pada 1 Desember 2018 lalu. Saat menghilang, Millane diketahui sedang berwisata di Selandia Baru usai menyelesaikan kuliahnya. Kepolisian Selandia Baru menemukan jasad Millane pada 9 Desember 2018 di area semak-semak, yang berjarak hanya beberapa meter dari area perbukitan dengan pemandangan indah yang disebut Waitakere Ranges di Auckland.

Terdakwa yang berusia 27 tahun, yang tidak disebut identitasnya, diketahui berkenalan dengan Millane lewat aplikasi kencan online, Tinder. Keduanya kemudian saling bertemu pada 1 Desember malam hari. Rekaman CCTV di lokasi kejadian menunjukkan keduanya sempat berciuman sebelum berjalan ke arah hotel apartemen yang ditinggali si terdakwa.

Jaksa penuntut Robin McCoubrey mengungkapkan bahwa Millane tewas di dalam apartemen terdakwa, akibat tekanan di bagian leher. Pada jenazah Millane juga ditemukan sejumlah luka memar, khususnya di bagian dada dan lengan bagian atas.

Dalam persidangan, terdakwa mengaku tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan yang dijeratkan terhadapnya.

"Hanya dua orang yang tahu apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Salah satu dari mereka tidak bisa memberitahu kita dan satu lagi tidak memberitahu kebenarannya soal apa yang terjadi," sebut jaksa McCoubrey dalam persidangan, seperti dilansir New Zealand Herald.

Disebutkan jaksa McCoubrey bahwa terdakwa mengambil beberapa foto jasad Millane pada 2 Desember 2018, sebelum memasukkan jasad itu ke dalam koper dan membawanya ke Waitakere Ranges untuk dikuburkan.

Di persidangan juga terungkap bahwa terdakwa sempat berbohong kepada polisi, dengan awalnya mengaku hanya bertemu Millane untuk minum bersama lalu berpisah. Terdakwa belakangan mengakui bahwa dirinya dan Millane pergi bersama ke apartemennya dan berhubungan intim.

Pengacara terdakwa, Ian Brookie, menuturkan kepada pengadilan bahwa kematian Millane adalah kecelakaan. "Millane tewas akibat apa yang dilakukan mereka secara bersama-sama," sebutnya di persidangan seperti dikutip New Zealand Herald.

Kasus pembunuhan ini mengejutkan publik Selandia Baru, di mana tindak kejahatan serius semacam ini tergolong langka dan kota-kota di negara itu cenderung aman. Kasus ini juga memicu perdebatan sengit soal angka tindak kekerasan terhadap wanita di Selandia Baru.

Ribuan orang menggelar acara doa bersama secara nasional setelah kematian Millane. Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Arden, menahan air mata saat meminta maaf kepada orangtua Millane atas nama warga Selandia Baru. Orangtua Millane terbang ke Selandia Baru untuk menghadiri persidangan.

Berita Lainnya

Index