Dialog Pembangunan Bengkalis yang Ditaja ISEI Bengkalis Kurang Greget

Dialog Pembangunan Bengkalis yang Ditaja ISEI Bengkalis Kurang Greget
Dialog Pembangunan Bengkalis Session I dengan tema mengupas gagasan pembangunan ekonomi Bakal Calon (Balon) Bupati Bengkalis ditaja Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bengkalis, Senin (18/11/2019) malam

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -Dialog Pembangunan Bengkalis Session I dengan tema mengupas gagasan pembangunan ekonomi Bakal Calon (Balon) Bupati Bengkalis ditaja Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bengkalis, Senin (18/11/2019) malam mengundang perhatian kaum milenilal.

Bertempat disalah satu Warung Kopi di Jalan Lembaga, Bengkalis, Desa Senggoro. Dialog dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir hingga pukul 11.30 WIB menghadirkan empat Balon Bupati Bengkalis diantaranya Syaukani Alkarim, H. Muhammad Syahminan, Wan M Sabri dan Masuri, SH.

Dari tiga Balon yang diundang, satu Balon yakni Masuri, SH berhalangan hadir. Namun, dialog tetap dilangsungkan dan dibuka oleh Ketua ISEI Bengkalis Rinto, SE, M.Si. Tampil sebagai moderator, Billy Yanis Saputra sedangkan peserta dialog menghadirkan seluruh komponen masyarakat, mulai dari pengurus partai politik (Parpol), pemangku adat dan juga pimpinan organisasi masyarakat.

Saat dialog dibuka, seluruh undangan yang hadir telah mengisi sejumlah kursi yang disiapkan pelaksana kegiatan. Di warung kopi itu, para Balon Bupati Bengkalis mengutarakan sejumlah visi dan misinya secara bergantian. Namun, sayangnya. Dialog itu kurang greget tanpa kesiapan yang matang dari Balon dalam menyampaikan gagasan pembangunan ekonomi.

“Kurang greget dan tidak lepas. Harusnya waktu dibatasi. Masing-masing Balon langsung menjawab dengan subtansi dan tidak lari dari pertanyaan, ketika dimulainya sesi tanya jawab. Tapi ini sudah menjadi awal yang baik, artinya ada kepedulian dari kalangan muda dan milenial khususnya untuk berbicara mengenai Bengkalis kedepan,” ujar Wan Sabri sebagai salah satu Balon Bupati Bengkalis kepada Riaupotenza.com.

Ia juga berharap, dialog yang ditaja ISEI Bengkalis dan biaya ditanggung sepenuhnya oleh penyelenggara merupakan salah satu langkah berfikir maju. Sebab, Bengkalis hari ini butuh pemimpin yang benar-benar memahami bagaimana kondisi yang sebenarnya.

“Saya sebagai salah satu Balon yang turut diundang, mengutarakan berterimakasih telah diikutkan dalam dialog malam ini. Inilah awal baik untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Bengkalis kedepan,” katanya lagi.

Sementara itu, Balon lainnya Syaukani Alkarim turut menyatakan pandangannya tentang pembangunan ekonomi kabupaten Bengkalis. Menurut sastrawan Riau ini, berkembang dan tumbuh ekonomi di Bengkalis tak terlepas dari seorang pemimpin harus mampu melakukan pengorganisasian.

"Pemimpin harus mampu melakukan pengorganisasikan. Memiliki kejujuran, dengan begitu ekonomi akan jalan. Begitu pula di level masyarakat, mampu mengembangkan ekonomi kreatif. Menjaga dan menjual kearifan lokal dan budaya. Banyak budaya yang bisa dijual. Mari mencontohi Bali dan Sumatera Barat,” katanya.

Begitu pula dengan Muhmmad Syahminan, kepala dinas PUPR Dumai ini lebih cendrung mengupas ekonomi dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang ekonomi transportasi tanpa batas menjadi hal paling utama yang disampaikannya.

"Dalam artian tanpa batas waktu dan bukan jarak, pembangunan ekonomi di Bengkalis yaitu masalah jalan dan air.  Saya sudah siapkan tim untuk mengelola air gambut bisa diminum,” kata Ketua Asosiasi Aren Indonesia (AAI) Riau ini.

Terpisah, Ketua ISEI Bengkalis Rinto, SE mengutarakan, kegiatan dialog ini dilaksanakan untuk menjawab kerisauan terhadap perekonomian Bengkalis. Sebagai diketahui, sambung Rinto, Bengkalis memiliki potensi sektor pertanian 8 persen mayoritas dikuasai perusahaan tertentu. Sedangkan di jasa kontruksi 2,5 persen. Bahkan 19 persen pertumbuhan ekonomi Riau dari Bengkalis. (ab)

Berita Lainnya

Index