Virus Corona 'Pukul' Bisnis Pariwisata Korsel dan Jepang

Virus Corona 'Pukul' Bisnis Pariwisata Korsel dan Jepang
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Virus Corona yang mewabah di China dan hinggap di beberapa negara di dunia tidak hanya membahayakan kesehatan manusia. Wabah virus corona yang lahir di Wuhan, Hubei, China, juga memukul bisnis pariwisata Korea Selatan dan Jepang.

Dilansir CNNIndonesia, Minggu (26/1), Korea Selatan, juga Korea Utara, menetapkan status siaga menghadapi serangan virus corona. Di tengah status siaga tersebut, industri pariwisata kedua negara terkena dampaknya. 

Interpark Corp, perusahaan e-commerce Korsel, melaporkan pesanan perjalanan dari luar negeri turun tajam, terutama dari China. 

Sekitar 130 ribu wisatawan China tadinya akan menyambangi Korsel untuk merayakan libur Tahun Baru Imlek. Tetapi, bandara-bandara di Korsel meningkatkan pengawasan. 

Pulau Jeju, salah satu destinasi populer di Korsel bagi turis China juga diprediksi ramai, namun justru sepi. 

Sementara, Sungai Yalu yang terletak di perbatasan Korea utara dan China juga ditutup sementara waktu. 

Pemerintah Korea Utara menganggap virus corona bisa menyebar dengan cepat meskipun belum ada kasus virus corona di Korea Utara. 

Diketahui, China menetapkan status darurat terhadap serangan virus corona. China juga menutup akses keluar dan masuk beberapa kota, termasuk Wuhan. WHO sendiri belum menetapkan status serupa, namun negara-negara di dunia sudah terjangkit, seperti AS, Prancis, Australia, Kanada, Thailand, dan Malaysia. 

Korban meninggal dunia akibat wabah virus corona meningkat menjadi 56 orang. Sementara, jumlah kasus yang terinfeksi mendekati 2.000 orang. Korea Selatan dan Jepang sendiri masing-masing telah melaporkan satu kasus terkait. 

Virus corona juga dikabarkan telah mengguncang pasar China dan mengacaukan rencana libur Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek menjadi musim migrasi manusia tahunan terbesar, di mana ratusan juta pelancong China menjejal diri masuk pesawat, kereta, hingga bus. 

Namun, tidak dengan tahun ini, di mana virus corona telah mengakibatkan pemerintah setempat menutup sebagian besar akses keluar dan masuk ke Wuhan, Hubei, China. 

Virus corona disebut sama persis seperti SARS yang menyerang China pada 2003 lalu. Kerugian ekonomi akibat SARS mencapai US$40 miliar dan China bersama Hong Kong menanggung beban ekonomi terbesar pada saat itu. 

Tak ubahnya SARS, Pemerintah China juga mulai mewanti-wanti kerugian ekonomi dari virus corona.

Berita Lainnya

Index