Warga Mulai Kesulitan Cari Masker di Pasaran

Warga Mulai Kesulitan Cari Masker di Pasaran
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Konfirmasi kasus pertama virus corona di Indonesia membuat masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) kian diburu oleh masyarakat. Konsekuensinya, stok barang-barang tersebut menipis bahkan habis di pasaran.

Dilansir CNNIndonesia, Senin (2/3), konsumen kesulitan untuk membeli masker dan hand sanitizer di beberapa gerai ritel di pusat perbelanjaan Pejaten Village, Jakarta.

"Masker dan hand sanitizer habis. Aku sudah keliling Hypermart habis, Watson habis, Guardian habis," ujar Katri Adiningtyas, salah satu pengunjung Pejaten Village, Senin (2/3).

Sebenarnya, Katri tak secara khusus ingin membeli kedua barang tersebut. Ia hanya memanfaatkan momen belanja bulanan. Namun, Katri menyebut tak sedikit konsumen yang secara khusus datang ke toko ritel untuk membeli masker dan  hand sanitizer.

"Beberapa orang yang aku temui mereka mondar-mandir mencari hand sanitizer. Masuk ke Hypermart cuma buat mencari hand sanitizer," tuturnya. 

Melihat masker dan cairan pembersih mulai sulit didapat, ia berencana untuk berburu kedua barang itu di pusat perbelanjaan lain.

"Habis ini aku mau ke Lotte di Kuningan," jelasnya.

Tak hanya di toko ritel fisik, stok masker dan cairan pembersih tangan juga menipis di e-commerce. Hal itu dikeluhkan oleh Yuliyanna saat ingin membeli masker di salah satu mitra besar e-commerce. Tadinya, ia mengunjungi toko online ritel besar seperti Watson dan Guardian. Namun, ia kehabisan.

"Tadi aku beli di Shopee, pas buka tokonya stoknya (masker) masih 100-an. Pas mau check out bayar, habis," tuturnya.

Setelahnya, ia memutuskan untuk mencari penjual lain. Di beberapa penjual besar, harga 1 pack isi 50 lembar masker sudah mencapai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu dari yang biasanya Rp20 ribu hingga Rp30 ribu.

Beruntung, ia menemukan penjual dengan skala kecil yang masih menjual di kisaran Rp27 ribu per kemasan yaitu di medinastore.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengonfirmasi dua warga negara Indonesia (WNI), seorang Ibu berumur 64 tahun dan anaknya, terpapar virus berkode covid-19. Mereka diduga tertular karena sempat berinteraksi dengan seorang warga negara (WN) Jepang yang positif mengidap virus tersebut.

Menteri Kesehatan Terawan Putranto menerangkan masker bedah sebaiknya digunakan oleh warga yang sakit. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko menularkan penyakit ke orang lain.

"Keputusannya dari WHO itu, yang sakit yang pakai masker. Kalau yang sehat, ndak usah," terang Terawan di Istana Negara, Senin (2/3).

Berita Lainnya

Index