Virus Corona Picu Modal Asing Kabur dari RI

Virus Corona Picu Modal Asing Kabur dari RI
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Penyebaran virus corona (Covid-19) menimbulkan kekhawatiran di pasar saham. Imbasnya, investor asing beramai-ramai melarikan modalnya kepada aset-aset safe haven seperti  emas dan surat utang (obligasi).

Pelarian tersebut tercermin dari aksi jual investor asing belakangan ini. Mengutip RTI Infokom, investor asing tercatat jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp7,41 triliun sejak awal tahun (year to date/ytd). 

Sedangkan di seluruh pasar, terpantau net sell sebesar Rp5,03 triliun. Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menuturkan pasar saham sempat mencatat beli bersih (net buy) pada awal tahun. Namun, sejak mencuatnya berita virus corona, secara perlahan investor mulai melepas kepemilikan investasinya di bursa saham Indonesia. 

"Mulai besar (net sell) di awal Januari, tapi kadang investor masih net buy  meskipun kecil. Lalu, net sell masif pada pertengahan Februari," paparnya dilansir CNNIndonesia, Selasa (3/3).

Ia melanjutkan, sejak pertengahan Februari hingga perdagangan saat ini, investor asing hanya mencatat dua kali net buy. Pekan lalu, asing terpantau net sell di seluruh pasar sebesar Rp3,09 triliun. Pelaku pasar asing juga terpantau net sell di seluruh pasar sebesar Rp291,15 miliar pada perdagangan kemarin.

Hendriko memprediksi kondisi ini masih akan berlanjut hingga penyebaran virus corona mereda. Sayangnya, saat ini virus corona justru telah menjalar ke berbagai negara di luar China, termasuk Indonesia.

"Kalau sampai kapan kami kurang bisa memastikan, karena kondisi global juga kurang kondusif. Apalagi virus sudah kemana-mana, Indonesia juga sudah menyatakan temuan dua kasus," ujarnya.

Akan tetapi, ia berharap kecemasan investor asing dapat diredam dengan insentif fiskal dan moneter yang dikeluarkan oleh masing-masing negara. Ia menilai kebijakan yang digelontorkan pemerintah dan bank sentral Indonesia telah cukup. Akan tetapi, menurutnya masyarakat masih cenderung khawatir terhadap virus corona sehingga insentif tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

"Misalnya, tiket pesawat diskon 50 persen, tetapi kalau tidak ada orang yang berani maka tidak terjadi aktivitas. Usahanya sudah cukup bagus hanya balik lagi ke orangnya masih pada paranoid," ucapnya.

Ia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal akan berada di rentang 4.800-5.000 di akhir tahun.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing keluar sebesar Rp30,8 triliun pada Februari. Dana yang keluar terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp26,2 triliun dan saham Rp4,1 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan terjadi arus modal masuk (capital inflow) pada Januari. Namun, virus corona membuat investor melarikan modalnya sejak akhir Januari.

"Pengaruh virus corona investor global melepas kepemilikan investasi portofolio SBN dan saham. Ini terjadi juga di Korea, Malaysia, Thailand,dan negara lainnya," ucapnya.

Berita Lainnya

Index