Rempah-rempah Diburu Karena Virus Corona, Harga Melambung

Rempah-rempah Diburu Karena Virus Corona, Harga Melambung
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Penjualan rempah-rempah laris manis karena penyebaran wabah virus corona. Rempah-rempah, seperti temulawak, jahe, sereh, dan kunyit ramai dicari masyarakat lantaran diyakini dapat menangkal virus tersebut.

Yani (40), salah satu penjual rempah-rempah di Pasar Mencos, Karet, Jakarta Selatan menuturkan masyarakat berbondong-bondong mencari rempah-rempah setelah pemerintah mengonfirmasi dua pasien positif virus corona di Indonesia. 

"Gara-gara virus corona, semuanya beli karena memang badannya jadi hangat. Saya juga minum ini, kunyit pakai temulawak, jahe, terus pewanginya pakai daun cengkih," katanya dilansir CNNIndonesia, Jumat (6/3).

Ia mengatakan rempah-rempah yang paling banyak dicari adalah temulawak, jahe, dan sereh. Menariknya, masyarakat juga memborong bawang bombai. Pembelinya pun berasal dari berbagai kalangan. Mayoritas pembeli pun pekerja kantoran. Umumnya mereka beli dengan ukuran seperempat kilogram (Kg) untuk tiap jenisnya.

"Alhamdulillah bumbu dapur jadi laku. Sebelum corona penjualan biasa-biasa saja, cuma tukang jamu yang beli temulawak," ucapnya.

Tingginya permintaan akan rempah-rempah membuat harganya naik. Pedagang yang sudah berjualan di Pasar Mencos selama 20 tahun itu mengatakan harga temulawak naik dari Rp10 ribu per kg menjadi Rp50 ribu per kg.

Sedangkan, jahe dibanderol dari Rp20 ribu-Rp25 ribu per kg menjadi Rp40 ribu kg, sereh Rp10 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg. Sementara, harga kunyit stabil di kisaran Rp15 ribu per kg.

Lonjakan harga terjadi pada komoditas bawang bombai dari Rp20 ribu-Rp30 ribu per kg menjadi Rp180 ribu per kg. Yani bilang terbangnya harga bawang bombai disebabkan kelangkaan pasokan di pasar. Namun, untuk komoditas rempah-rempah lainnya, tidak terjadi kekurangan pasokan di pasar.

Kondisi tak jauh berbeda ditemukan di Pasar Bendungan Hilir. Salah satu pedagang rempah-rempah, Iwan (52) mengungkapkan kenaikan permintaan rempah-rempah dari segala jenis, khususnya temulawak, jahe merah, dan kunyit setelah virus corona masuk ke Indonesia.

"Kalau sebelum kejadian biasanya habis 3 kg-4 kg untuk masing-masing, habis virus corona 5 kg habis. Yang jelas jadi sering nambah stok," katanya.

Kenaikan permintaan ini juga diikuti dengan lonjakan harga. Temulawak sebelumnya dipatok Rp30 per kg naik menjadi Rp50 per kg dari pasar induk. Lalu, harga jahe merah dari Rp65-Rp70 per kg menjadi Rp100 per kg di pasar induk.

Iwan bilang komoditas temulawak dan jahe merah mengalami kelangkaan. Bahkan, supplier nya di Yogjakarta pun mengaku mengalami kelangkaan stok. "Jadi laris habis corona itu. Sebetulnya kan minum ini untuk pencegahan daripada kena," terang dia.

Ia pun mengaku penjualannya bisa naik hingga dua kali lipat, meskipun enggan menyebut nominalnya. Iwan mengatakan pembelinya datang dari berbagai kalangan, padahal biasanya penjual jamu yang kerap berkunjung di tokonya.

Berita Lainnya

Index