WHO Khawatir Penyebaran Virus Corona Mengarah ke Pandemi

WHO Khawatir Penyebaran Virus Corona Mengarah ke Pandemi
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa ada ancaman penyebaran virus corona saat ini bisa menjadi pandemi, tetapi mereka yakin virus tersebut masih bisa dikendalikan.

Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kesimpulan itu diambil setelah kasus infeksi virus corona mencapai 100 ribu. Dia mengatakan, ancaman pandemi virus corona menjadi sangat nyata.

"Meski kita menyebutnya pandemi, tetapi kita masih bisa mengendalikan dan membatasi. Ini akan menjadi sejarah di mana ada pandemi yang bisa dikendalikan. Kita tidak dalam posisi memaafkan virus tersebut," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, seperti dilansir CNNIndonesia, Selasa (10/3).

Tedros mengatakan kondisi penyebaran virus corona di lebih dari seratus negara berbeda-beda. Namun, menurut dia, 93 persen infeksi terpusat di empat negara.

WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia. Tercatat ada beberapa penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, HIV/AIDS.

Situasi China yang menjadi sumber virus corona dan mencatatkan jumlah infeksi dan tingkat kematian tertinggi saat ini dilaporkan mulai terkendali. Jumlah kasus infeksi di luar Wuhan, Provinsi Hubei yang menjadi awal mula penyebaran virus disebut semakin menurun. Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh juga terus bertambah.

"Lebih dari 70 persen pasien sembuh dan dipulangkan," ujar Tedros.

Kepala Program Darurat WHO, Michael Ryan, meyakini kemungkinan penyebaran dan kasus infeksi virus corona semakin melambat.

"Saat ini saya pikir kita masih berada dalam tahap awal atau pertengahan dalam melawan virus tersebut," kata Ryan.

Menurut Ryan, lansia sangat rentan terhadap paparan virus corona. Laporan dari misi gabungan ke China memperlihatkan tingkat kematian lansia di atas 80 tahun yang terinfeksi virus corona mencapai lebih dari 20 persen.

Berita Lainnya

Index