Awal Mei, Ruang Publik dan Kantor di Riau Gunakan Bahasa Melayu

Awal Mei, Ruang Publik dan Kantor di Riau Gunakan Bahasa Melayu

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Untuk semakin membumikan budaya Melayu di Riau, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim  berencana akan menerapkan tatanan budaya Melayu yang berlaku dari ruang publik sampai pemerintahan. Demikian disampaikan oleh Wan Thamrin Hasyim usai menerima Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kamis (22/3/2018).

Selain itu, nantinya  untuk di pemerintahan akan ada satu hari bagi para ASN hanya akan mempergunakan bahasa Melayu dalam segala urusan termasuk surat menyurat.

Penerapan tatanan budaya Melayu ini akan dimulai pada 2 Mei 2018. Artinya, ruang publik yang ada di Riau, khususnya di Pekanbaru akan menggunakan Bahasa Melayu.

Jika sebelumnya ruang publik hanya menggunakan dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maka nantinya bertambah jadi tiga bahasa, yakni ditambah dengan Bahasa Melayu, contoh diberlakukan di bandara.

"Rencananya kita akan menerapkan pada tanggal 2 Mei 2018. Bandara akan menambah bahasanya dengan bahasa Melayu dan kita juga akan mempergunakan bahasa Melayu," Ujar Wan Thamrin Hasyim  dikantornya,

Penggunaan bahasa Melayu juga diberlakukan ditiap daerah di 12 kabupaten dan kota yang ada di Riau. Artinya, tiap daearah akan mempergunakan bahasa Melayu lokal masing masing daerah.

“Orang kampar akan berbahasa Kampar, Rohil ya berbahasa Rohil dan sebagainya”

Tak hanya itu saja, penggunaan bahasa Melayu juga akan diterapkan di sekolah-sekolah melalui muatan lokal ditiap wilayah di Riau.

Terkait penerapan bahasa Melayu di ruang publik dan perkantoran di Riau ini juga dibenarkan oleh Dr. Junaidi salah satu tim dari LAM Riau yang mendapatkan kesempatan  khusus untuk meninjau langsung penerapannya di Provinsi Yogyakarta dan Jawa Barat.  Hasil dari kunjungan itu kemudian tim melakukan ekpose di depan PLT Gubernur Riau dan menyerahkan langsung hasil rekomendasi.

Jadi, kami diutus oleh Pak Gubernur untuk mengoptimalkan program muatan lokal berbasis budaya Melayu di Riau. Tak hanya itu saja, Pak Gub juga menginginkan penerapannya di bandara dan hari khusus berbahasa Melayu," demikian penjelasan Junaidi yang juga Wakil Rektor I Universitas Lancang Kuning saat dijumpai wartawan (can).

 

Berita Lainnya

Index