Sri Mulyani Sebut Virus Corona Sebabkan APBN Tekor Rp853 T

Sri Mulyani Sebut Virus Corona Sebabkan APBN Tekor Rp853 T
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan penyebaran wabah virus corona yang terjadi belakangan ini berpotensi menggerus pendapatan negara. Karena penurunan pendapatan tersebut, defisit APBN 2020 diperkirakan akan membengkak menjadi Rp853 triliun atau 5,07 persen dari PDB.

Berdasarkan proyeksi yang dibuat Kementerian Keuangan, pendapatan negara yang dalam APBN 2020 diproyeksikan bisa mencapai Rp1.760,9 triliun akan turun sampai dengan 10 persen akibat wabah tersebut. Penurunan dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya, pelemahan pendapatan di sektor perpajakan.

Selain itu penurunan pendapatan juga dipicu oleh pemberian berbagai macam fasilitas perpajakan bagi dunia usaha supaya mereka bisa terlepas dari tekanan dampak virus corona. 

"Bea cukai juga diproyeksi pendapatannya turun  2,2 persen dengan perhitungkan stimulus pembebasan bea masuk untuk 10 industri atau 19 industri," katanya dilansir CNNIndonesia, Senin (6/4).

Selain dipicu faktor tersebut penurunan juga dipicu oleh pelemahan harga minyak dunia belakangan ini. Pelemahan tersebut kata Sri Mulyani berpotensi menekan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 26,5 persen.

Celakanya, di tengah penurunan pendapatan tersebut, belanja pemerintah berpotensi membengkak. Pembengkakan dipicu oleh peningkatan belanja kesehatan, bantuan sosial, dan insentif dunia usaha.

Sri Mulyani mengatakan virus corona telah membuat Presiden Jokowi memerintahkan kepadanya untuk menggelontorkan dana Rp75 triliun untuk belanja kesehatan supaya wabah tersebut bisa segera ditangani.

Selain itu, Jokowi juga telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan untuk menggelontorkan bantuan sosial Rp110 triliun dan insentif bagi dunia usaha sebesar Rp70 triliun. 

"Kebutuhan untuk segera meningkatkan kesiapan sektor kesehatan dan pemberian perlindungan sosial bagi mereka yg terdampak kebijakan social distancing dan  berbagai pembatasan mobilitas butuh jaminan sosial yang harus ditingkatkan, juga kebutuhan untuk melindungi dunia usaha sebabkan kenaikan," katanya

Dengan perhitungan tersebut, Sri Mulyani mengatakan belanja negara akan meningkat dari Rp2.540 triliun menjadi Rp2.613 triliun.

Berita Lainnya

Index