Imbas Corona, Hotel Berbintang di Aceh Merugi hingga Tutup

Imbas Corona, Hotel Berbintang di Aceh Merugi hingga Tutup
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Penyebaran virus corona di Indonesia membawa dampak besar ke berbagai sektor, termasuk industri perhotelan berbintang di Aceh yang merugi hingga terpaksa tutup.

Salah satu hotel bintang lima, yakni Hermes Palace Hotel di Banda Aceh, misalnya, terpaksa menutup unitnya untuk sementara waktu karena tingkat okupansi menurun drastis akibat pandemi Covid-19.

General Manager Hermes Palace Hotel, Budi Syaiful, mengatakan bahwa penutupan sementara hotel ini sesuai imbauan pemerintah untuk menerapkan pembatasan fisik dan sosial.

"Kita ikut imbauan pemerintah juga untuk social distancing dan sebagainya, kemudian kita juga untuk Bulan Maret di minggu akhir, okupansi kita juga rendah, di bawah 10 kamar," ujar Budi dilansir CNNIndonesia, Sabtu (11/4).

Akibat penutupan ini, mereka juga terpaksa merumahkan sekitar 130 karyawannya. Namun, mereka tetap membayar 50 persen gaji dan tambahan THR. Mereka akan dipanggil kembali ketika suasana kembali normal. 

"Mereka tetap jadi karyawan hotel, kita bayar 50 persen dan THR," ujarnya.

Sementara itu, Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh yang merupakan jaringan hotel internasional asal Prancis di bawah Louvre Hotels Group juga mengaku selama pandemi corona mengalami kerugian mencapai Rp 1,2 miliar pada Maret 2020.

General Manager Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Bambang Pramusinto, menyebutkan bahwa dalam bulan April 2020, pihaknya memprediksi akan menelan kerugian hingga Rp 3 miliar.

"Tingkat hunian hotel terperosok dalam. Bulan Maret, kami rugi Rp 1,2 miliar. Bulan ini (April), diprediksi akan rugi Rp 3 miliar," ujarnya.

Banyak tamu di hotel itu membatalkan pesanan, diperparah karena larangan dari pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan dinas di luar kantor. 

Meski mengalami kerugian, hotel bintang empat tersebut memilih bertahan dan tidak mengambil kebijakan untuk tutup. Hanya saja, jumlah kamar yang dibuka dikurangi.

Bambang menyampaikan bahwa sebagian karyawannya juga sudah diminta untuk mengambil cuti secara bergantian. 

Untuk gaji, mereka juga terpaksa harus dibayar bergantian, dengan jumlah kurang dari setengah gaji normal per bulannya. 

"Gaji mereka berkurang, cuma 40 persen dari gaji normalnya," ucap Bambang.

Pihaknya berharap Pemerintah Kota Banda Aceh mengambil langkah, seperti pembebasan semua pajak, stimulus dari Perusahaan Listrik Negera (PLN), dan relaksasi perbankan bisa segera terealisasi selama pandemi corona.

"Kalau di Jakarta dan kota-kota besar lainnya sudah ada kejelasan dari pemerintah, baik yang dari wali kota maupun gubernurnya, sudah ada kabar. Kita di Aceh belum ada," sebutnya.

Berita Lainnya

Index