Ketua RT/RW di Kelurahan Limbungan Pekanbaru Ancam Mundur, Ini Penyebabnya

Ketua RT/RW di Kelurahan Limbungan Pekanbaru Ancam Mundur, Ini Penyebabnya
Ketua Forum RT/RW Kelurahan Limbungan Khairul

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM --Karena merasa insentif mereka tidak diperhatikan dengan baik, para ketua RT dan RW di Kelurahan Limbungan Baru, Kota Pekanbaru berencana bersama-sama mengundurkan diri. Hal ini dikarenakan insentif tahun 2018 dan 2019 masih ada yang menunggak dibayarkan Pemko Pekanbaru.

"Tentunya kalau tidak dihargai lagi, kita kompak bersama-sama ketua RT dan RW mengembalikan stempel dan mengundurkan diri, tak dihargai lagi apa gunanya ya kan," ujar Ketua Forum RT/RW Kelurahan Limbungan Khairul, saat dikonfirmasi melalui selulernya, Senin (26/10/2020).

Dijelaskan Khairul yang juga merupakan Ketua RW 05 Kelurahan Limbungan Baru ini, bahwa kondisi ini sudah memanas di kalangan RT/RW karena merasa pemerintah tidak lagi menghargai aparatur pemerintahan garda depan.

"Harusnya diingat, pekerjaan di pundak RT/RW sangat berat, tapi mereka (Pemko) tidak menghargai lagi. Semua pekerjaan ada di kita, kita disuruh menjadi Satgas Covid-19, tapi bantuan tidak ada untuk RT/RW, bukan masyarakat saja yang susah, RT/RW juga susah," katanya.

Dibeberkan Khairul, bahwa intensif Ketua RT/RW ini masih banyak yang belum dibayarkan untuk tahun 2018 hingga 2019, jika ditotal, kata Khairul mencapai 12 bulan.

"Jika memang tidak ada intensif, bilang sejak awal saat Ketua RT/RW dilantik, agar kami tidak menunggu-nunggu, kembali lagi nanti ke masyarakat sebagai RT/RW apakah mau bekerja ikhlas 24 jam," tegasnya.

Menanggapi persoalan intensif Ketua RT/RW ini, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Pekanbaru yang juga Anggota Komisi I membidangi pemerintahan, Firmansyah Lc menginginkan agar intensif Ketua RT/RW ini segera dibayarkan. Karena dari informasi yang dia peroleh, anggaran intensif ini tidak terkena pergeseran anggaran (refocusing) Covid-19.

"Angkanya yang dibayarkan kemarin 9 bulan, dan untuk tahun 2020 ini hanya 6 bulan, karena 3 bulan lagi untuk tahun sebelumnya. Ini tentu membuat RT/RW merasa tidak dihargai, saya dapat kabar bukan di Limbungan Baru saja, kelurahan lain juga mulai bergejolak," terang Firmansyah.

Untuk itu, DPRD meminta Pemko Pekanbaru dalam hal ini Walikota untuk mendengarkan keluhan dan suara hati tokoh masyarakat yakni RT/RW yang telah mengurus masyarakat, bekerja siang dan malam.

"Tentu sangat kita sayangkan intensif mereka sering telat, kita ingin agar ini nantinya lebih kuat, agar kata-kata insentif nanti kita revisi menjadi honor, sehingga dalam penganggaran lebih kuat," tandasnya. (riauaktual.com)

Berita Lainnya

Index