Mengolah Sampah Plastik Jadi Barang Bermanfaat, Kenapa Tidak?

Mengolah Sampah Plastik Jadi Barang Bermanfaat, Kenapa Tidak?

RIAUREVIEW.COM --Tidak dapat dipungkiri bahwa sampah menjadi salah satu permasalahan utama terutama pada daerah perkotaan. Hal ini dimulai dari jumlah penduduk yang tinggi, pola hidup yang konsumtif, kurangnya pengetahuan akan sampah dan pemilahan sampah, dan masih banyak hal yang dapat menyebabkan semakin tingginya jumlah sampah di masyarakat.

Pemanfaatan sampah menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah. Salah satunya adalah dengan membuat kerajinan berbahan dasar sampah, terutama sampah plastik dimana sampah plastik membutuhkan waktu 20 hingga ratusan tahun untuk dapat terurai, selain itu juga dapat mencemari tanah.

Universitas Lancang Kuning sebagai salah satu universitas di Riau memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah tersebut. Melalui tim pengabdian yang beranggotakan Nurhayani Lubis, SE., M.Si, Nofrizal, SE., MM dan Hardi SE., MM mengadakan pelatihan dalam pemanfaatan sampah berbahan plastik yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 26 Juli 2021. Bertempat di rumah ketua RT 003 RW 001 Kelurahan Sungai Sibam, Pekanbaru Riau, pelatihan tersebut dimulai pada jam 2 siang.
Nurhayati Lubis mengatakan “mitra yang mendapatkan pelatihan adalah ibu-ibu dasawisma, dimana pelatihan ini diisi oleh narasumber yang berasal dari Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BS PPB), yakni Ibu Lince dan Ibu Lidia”. Kata Nurhayati Lubis.

“Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan cara pembuatan dompet dari bahan baku kemasan pewangi pakaian 800 ml atau kemasan sabun pencuci piring kemasan 850 ml, dapat dijual dengan harga Rp 15.000. Jika dihitung untuk modalnya hanya membutuhkan Rp 7.000. Jika dilihat dari bahan bakunya, ternyata sampah yang dimanfaatkan dnegan baik dapat memiliki nilai ekonomis”. Ujar Nurhayati Lubis.
Ibu Rina, selaku ketua dasawisma memberikan komentar “Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini, kami harap kegiatan ini tidak berhenti di sini saja dan ada kelanjutannya”.Selain itu, salah satu anggota dasawisma yang biasa dipanggil bude mengatakan “Ternyata bagus juga ya setelah jadi dompet, nanti jika ada sampah pewangi ataupun sabun pencuci piring akan dikumpulkan”. Tutur Ibu Rina.

“Acara ini dihadiri oleh 15 orang peserta, tampak antusiasme peserta sangat tinggi, ini dibuktikan dengan peserta mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir dan turut aktif dalam pelatihan seperti menjahit, menjalin, menggunting, dan lain sebagainya. Produk lainnya yang dihasilkan adalah celemek, tas”. Ungkap Nurhayati Lubis.

“Selain itu, dalam pelatihan ini juga disisipkan penjelasan mengenai bank sampah. Perlu diinformasikan lagi bahwa narasumber yang diundang berasal dari Bank Sampah pematang Pudu Bersih (BP PPB) yang terdapat di Duri, dimana bank sampah tersebut adalah salah satu mitra binaan PT Chevron Pacific Indonesia yang telah bergerak maju membawa isu lingkungan terutama permasalahan sampah hingga saat”. Pungkas Nurhayati Lubis. (Rls)
 

Berita Lainnya

Index