Israel dan Mesir Cegah Angkut Korban Luka Gaza, Turki Kesal

Israel dan Mesir Cegah Angkut Korban Luka Gaza, Turki Kesal
ANKARA, RIAUREVIEW.COM - Wakil Perdana Menteri Turki, Recep Akdag, mengatakan pemerintah Israel dan Mesir mencegah pesawat Turki untuk mengangkut korban luka dari Jalur Gaza ke Turki. Ia pun meminta Organisasi Kesehatan Dunia untuk menekan Israel guna mendapatkan izin untuk medarat.

Akdag mengatakan bahwa di bawah instruksi Presiden Recep Tayyip Erdo?an dan Perdana Menteri Binali Yildirim, Ankara menuntut untuk membawa korban yang terluka dari Gaza untuk dirawat di Turki.

“Kepala Staf dan Direktorat Urusan Darurat mengirim pesawat untuk tujuan ini, dan staf Departemen Kesehatan siap dan menunggu izin. Namun, pemerintah Israel dan Mesir belum mengizinkan pesawat kami mendarat sejauh ini. Kementerian Luar Negeri Turki berusaha menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

"Saya menelepon kepala Organisasi Kesehatan Dunia dan meminta dukungan, serupa dengan apa yang mereka lakukan pada krisis 2014 ketika mereka memberi tekanan pada Israel," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (17/5/2018).

Perkembangan ini terjadi ketika koresponden Al-Jazeera melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Turki meminta konsul Israel di Istanbul untuk sementara meninggalkan negara itu. Langkah itu diambil sebagai tanggapan terhadap pengusiran Israel terhadap konsul Turki di Yerusalem kemarin.

Kementerian Luar Negeri Turki menelepon kemarin duta besar Israel di Ankara, dan memberi tahu dia tentang protes resmi Ankara pada peristiwa di Gaza dua hari lalu. Turki meminta duta besar Israel untuk meninggalkan negara itu untuk periode yang tidak ditentukan.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel meminta Konsul Turki di Yerusalem untuk meninggalkan Israel sebagai tanggapan atas langkah Turki. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyerang presiden Turki setelah pernyataannya yang mengkritik praktik-praktik Israel di Gaza.

Netanyahu memposting di Twitter: “Erdogan adalah pendukung besar Hamas. Dia memahami terorisme dan pembantaian dengan baik dan dia seharusnya tidak mengajarkan moralitas kepada Israel.”

Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, mengumumkan penundaan impor sayuran dari Turki sebagai tanggapan atas pengusiran Dubes Israel oleh Ankara.

Ariel mengatakan bahwa Israel tidak akan mengijinkan Erdogan untuk mengajarkan pelajaran moral, sambil memberikan dukungan kepada gerakan teroris Hamas, sebagaimana ia katakan.

Di sisi lain, Presiden Turki mengatakan dalam tweet di Twitter bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan, bukan organisasi teroris, sebagai tanggapan atas tuduhan Netanyahu.

Dalam sebuah pernyataan sebelum pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May di London, Erdogan mengatakan bahwa tangan Netanyahu ternoda dengan darah orang Palestina, dan dia tidak dapat menutupinya dengan menyerang Turki. Ia menambahkan bahwa Netanyahu adalah perdana menteri negara rasis yang menduduki tanah orang yang tidak bersenjata, melanggar resolusi PBB selama lebih dari 60 tahun.

Berita Lainnya

Index