Terpidana "Kencing" BBM di Tengah Laut Selat Malaka Ditangkap

Terpidana
Yusri diamankan oleh Tim Tangkap Buron (Tabur) Kejaksaan Agung bersama Kejari Kampar (foto: cakaplah.com)

RIAUREVIEW.COM --Terpidana korupsi pendistribusian bahan bakar minyam (BBM) milik PT Pertamina, Yusri (65) akhirnya ditangkap. Terpidana diciduk di Kampar setelah kabur dari Pekanbaru.

Yusri diamankan oleh Tim Tangkap Buron (Tabur) Kejaksaan Agung bersama Kejari Kampar di Jalan Penghidupan, Jumat 16/2/2024) pukul 13. 35 WIB. Pensiunan PT Pertamina ini tidak melawan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum, Ketut Sumedama mengatakan, Yusri merupakan terpidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam kegiatan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) milik PT Pertamina.

Terpidana memindahkan BBM sisa pendistribusian dari Terminal BBM PT Pertamina wilayah operasi 1 Medan/Wilayah 1 Provinsi Riau.

"BBM tersebut ditampung di tengah lautan dari tanker pembawa BBM milik Pertamina ke tanker PT Lautan Terang (ship to ship) milik Machbub," jelas Ketut.

Perbuatan terpidana merugikan keuangan negara sebesar Rp1,2 miliar. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2170 K/Pid.Sus/2013 tanggal 17 Februari 2013, Yusri dijatuhi hukuman pidana 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp5 miliar subsidair 1 tahun penjara.

Terpisah, Kepala Seksi Penerangam Hukum dan Humas Kejati Riau, Bambang Heripurwanto mengatakan, sebelumnya Yusri terdeteksi berada di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar di Riau.

"Tim Tabur memutuskan untuk melakukan pengejaran ke Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Terpidana Yusri bergerak ke Kabupaten Kampar menggunakan kendaraan roda dua hingga akhirnya diamankan di Jalan Lintas Penghidupan Kampar," kata Bambang.

Saat diamankan, Yusri bersikap kooperatif sehingga proses pengamanannya berjalan dengan lancar. Selanjutnya, Terpidana dibawa ke Kejaksaan Tinggi Riau untuk kemudian dilakukan serah terima kepada Tim Jaksa Eksekutor Kejaksaan Negeri Pekanbaru.

Perkara yang menjerat Yusri sempat menghebohkan masyarakat pada medio 2014. Berawal dari temuan rekening gendut Pegawai Negeri Sipil Pemkot Batam sekaligus adik Ahmad Mahmud alias Abob, Niwen Khairiah.

PPATK mencurigai adanya transaksi Rp1,3 triliun di rekening pribadi Niwen. Disebutkan Niwen menjadi "bendahara" kasus penyelundupan minyak ilegal tersebut.

Ketika itu Yusri menjabat Senior Supervisor Pertamina Regional I Tanjung Uban. Ia bekerja sama dengan pengusaha ruko Du Nun alias Anun, dan pekerja harian lepas Aripin Ahmad.

Mereka terbukti melakukan TPPU dari kegiatan pemindahan muatan minyak Duri Crude Oil milik PT Pertamina (Persero) oleh kapal super tanker MT Jelita Bangsa dan MT Ocean Maju ke kapal KM Lautan I milik Abob.

Aksi 'kencing minyak' itu dilakukan di perairan Selat Malaka, Batam, Kepulauan Riau. Aktivitas ini dikawal oleh anggota TNI AL, Antonius Manulang, yang kasus disidangkan di Mahkamah Militer.

Sementara peran Yusri dan Ahmad Arifin memberi kabar ada kapal Pertamina mengangkut BBM di Selat Malaka. Selanjutnya, minyak itu dipindahkan di tengah laut ke kapal milik Abob.

Minyak itu kemudian dibawa ke beberapa lokasi di Riau dan kembali dipindahkan ke beberapa kapal. Du Nun lantas menjualnya ke beberapa pengusaha lokal dan luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura. Hasilnya dikirim ke rekening Niwen dan ditukar di dalam bisnis tukar valuta asing (money changer) miliknya.

Hasil penjualan mencapai Rp 1,2 triliun itu kemudian dijadikan sebagai modal usaha. Du Nun lantas dikenal dengan 'Raja Ruko' Bengkalis, karena mempunyai banyak gedung, tanah, kos-kosan dan usaha lainnya, serta pelabuhan tak resmi sebagai penyalur minyak Abob.

 

 

 

Sumber: cakaplah.com

Berita Lainnya

Index