Trump Tak Puas dengan Penanganan Saudi di Kasus Khashoggi

Trump Tak Puas dengan Penanganan Saudi di Kasus Khashoggi
Presiden AS Donald Trump dan Pangeran Mohammed bin Salman

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Presiden AS Donald Trump mengaku tidak puas dengan penanganan Arab Saudi dalam kasus tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi. Ia ingin mendapatkan jawaban dari kasus itu.

"Tidak, saya tidak puas sampai kita menemukan jawabannya. Tapi itu adalah langkah pertama yang besar, itu adalah langkah pertama yang baik . Tapi saya ingin mendapatkan jawabannya," ucapnya, saat ditanya wartawan soal pemecatan sejumlah pejabat Arab Saudi selama penanganan kasus itu, dalam perjalanan menuju Nevada, AS, Sabtu (20/10), dikutip dari Reuters dan CNNIndonesia. 

Sebelumnya, Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post, diduga dibunuh saat berada di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Sabtu (20/10). Sebab, ia tak keluar lagi dari gedung itu. 

Turki menuding ada pembunuhan terhadap Khashoggi di konsulat itu. Saudi pun berulangkali menyangkalnya dan menyatakan sang jurnalis sudah keluar dari konsulat. 

Seiring meningkatnya tekanan dunia, Arab Saudi kemudian mengaku bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam konsulat itu. Sebanyak 18 orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka, dan sejumlah orang dekat putra mahkota Saudi, pangeran Mohammed bin Salman, dipecat dari jabatannya. 

Sejumlah pemberitaan menyebutkan bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi saat masih di dalam konsulat. Aparat Turki masih mencari keberadaan jasadnya. 

Trump melanjutkan bahwa ada kemungkinan Pangeran Mohammed tidak mengetahui soal kematian Khashoggi, yang memegang kewarganegaraan Saudi dan AS sekaligus. 

Dia mengatakan tidak ada seorang pun yang tahu keberadaan jasad Kashoggi. Dia juga menyebut bahwa tidak seorang pun dari pemerintahannya telah melihat video atau transkrip insiden di dalam konsulat itu. 

Selain dari Trump, tuntutan penyelidikan yang menyeluruh juga datang dari berbagai pemimpin dunia. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan menyerukan penyelidikan menyeluruh, kredibel, dan transparan dalam kasus ini. 

"Kondisi yang muncul dari kematian Jamal Khashoggi sangat mengganggu, termasuk pelanggaran mengejutkan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler," ucap Mogherini dalam sebuah pernyataan. 

"Oleh karena itu Uni Eropa, seperti para mitranya, menekankan perlunya investigasi menyeluruh, kredibel, dan transparan yang berkelanjutan, menjelaskan kejelasan mengenai keadaan pembunuhan dan memastikan akuntabilitas penuh dari semua pihak yang bertanggung jawab untuk itu," katanya. 

Senada dengan Trump, Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengapresasi pengakuan Saudi soal kemarian Khashoggi. Namun, itu belum cukup. 

"Perancis mengutuk keras pembunuhan ini," kata Le Drian dalam sebuah pernyataan. 

"Konfirmasi kematian Mr. Jamal Khashoggi adalah langkah pertama menuju kebenaran. Namun, banyak pertanyaan tetap tidak terjawab," tambah Le Drian. 

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyebut pihaknya akan menunda penjualan senjata kepada Saudi selama penanganan kasus Khashoggi masih berlangsung. 

"Selama penyelidikan sedang berlangsung, selama kita tidak tahu apa yang terjadi di sana, tidak ada alasan untuk mengambil keputusan positif tentang ekspor senjata ke Arab Saudi," katanya. 

Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel pun mengeluarkan pernyataan kerasnya terhadap kasus Khashoggi ini dan meminta transparansi dari Saudi.

Berita Lainnya

Index