dalam hujan tua
yang terbatuk-batuk di serambi
ku baca sunyi dari gorden jendela hatiku
ingin sukma-Mu meniup biduk sukmaku
dalam hujan tua
yang menyiram rumput hidupku
kubaca sepotong doa
tak ku tahu siang atau malam-Mu
yang beraktifitas di batinku
dalam hujan tu
yang menyelimuti mimpi malamku
ku tulis sebait sajak paling utopis
ku baca di balik gorden jendela hatiku
ku lihat sunyi menari-menari
dalam hujan tua
yang begini
ku telan semua sunyi
wah!
H. Moh. Nasir, 32 tahun berpuisi (1986-2018)- Rumah Sastra Bengkalis