Puisi Musa Ismail

Lelaki Matahari

Lelaki Matahari
Sastrawan Musa Ismail.

 

Lelaki matahari beraroma daun

Rindu wangi subuh

Lampu di kepala menyala

Pisau getah di pinggang menantang nafkah

ketika bunga getah merebak ke rumah

Dalam kebun getah, matahari menyelinap

menghirup barisan pohon bercairan susu

 

Lelaki matahari beraroma laut

Sepeda tua dikayuh di pagi buta

Kaki kekar dan tangan kasar

merentang dan menarik gumbang

pasang kuda-kuda di atas gelombang

”Rumahku adalah laut.

Di sana Allah memberikan kehidupan,” pekiknya.

 

Lelaki matahari beraroma kebun

menyemai benih cinta kasih seluas dunia

mengayun cangkul dengan hati terbuka

melahirkan anak muda perkasa dari tanah peradaban

 

Di tengah kota, dia berdiri agak lama

Bayangan teknologi mencemaskan dirinya

Hutan luka-luka

Laut-laut merana

Kebun-kebun ditimbun gedung

Lelaki matahari beraroma sawah

menyemai kehidupan untuk negari

tersenyum bersama hijau padi-padi

bagai emas merunduk penuh isi

 

Lelaki matahari, lelaki sejati

 

Bengkalis, 15 Januari 2018

Berita Lainnya

Index