Petani Karet Bengkalis Keluhkan Harga Karet Anjlok

Petani Karet Bengkalis Keluhkan Harga Karet Anjlok
Anggota DPRD Riau Dapil Bengkalis, Dumai, Kep. Meranti, Bagus Santoso saat kunjungan ke desa tampak ikut menimbang karet bersama petani karet.(abadi)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM — Kekuawatiran masyarakat di Kabupaten Bengkalis terkait, terus merosotnya harga getah karet terbukti. Pasalnya, harga karet saat ini memang jauh dari harapan petani. Untuk per-Kilogram saja saat ini berkisar 5-6 ribu rupiah.

Anjloknya harga getah karet dikeluhkan seluruh petani karet. Sampai hari ini belum tahu lagi kapan akan menikmati harumnya harga getah karet tersebut.

Seluruh petani karet berkeluh kesah sedih. Namun, petani hanya bisa pasrah serta berharap pemerintah tanggap dan tidak menutup mata dengan kondisi saat ini.

Seperti yang dikemukakan Ishak tokoh pemuda desa Mentayan dan Ramlan Ketua RW dusun Meranti Belah Desa Bantan Tengah, Kabupaten Bengkalis.

“Jangankan untuk membangun, untuk makan sehari- hari saja kami kesusahan, sekarang kami ini bisa bertahan untuk hidup saja sudah syukur” ujar Ramlan, Selasa (26/2/2019).

Sebagaimana diketahui hampir 6 bulan harga karet di Pulau Bengkalis terjun bebas dari harga Rp 15 ribu menjadi Rp 6 ribu. Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim kemarau sehingga hasil karet juga berkurang rata- rata 50 persen.

Akibatnya petani karet tidak hanya kesulitan dalam keuangan tetapi juga merasakan efek domino yang lainnya seperti macetnya angsuran pembayaran barang dan jasa, tersendatnya membayar biaya sekolah anak dan menanggung beban biaya lainnya.

Sulitnya perekonomian masyarakat menjadi persoalan yang sangat serius. Apalagi selama lima tahun terakir program kerja pemerintahan pusat dan daerah terkendala karena berbagai faktor. Khusus di Kabupaten Bengkalis masyarakat juga turut prihatin dengan banyaknya pejabat yang terkena kasus hukum terutama tindak pidana korupsi.

“Kami juga turut prihatin dengan sejumlah persoalan hukum yang menimpa pejabat pemerintahan, maka kami juga tidak banyak menuntut dengan kondisi sekarang” imbuh Mbah Bahri, tokoh masyarakat Bantan Tengah.

Sementara itu, Anggota DPRD Riau Bagus Santoso, Selasa (26/2/2019) mengutarkan, keluh kesah petani karet ini beberapa kali disampaikan warga petani di Kecamatan Bantan.

Setiap pertemuan dalam kegiatan bertajuk tembus 125 desa keliling kampung bersama Bagus Santoso anggota DPRD Provinsi Riau dari Fraksi PAN. Petani karet berkisah tentang harga getah karet yang terus terjun bebas dari Rp 16 ribu perkilogram, saat ini hanya dihargai Rp 5 ribu perkilogram.

Menurut Bagus Santoso, anjloknya harga karet tidak hanya terjadi di Kabupaten Bengkalis. Kondisi yang sama juga dialami petani karet di Kabupaten Rokan Hulu, hanya saja masih cukup lumayan dibandingkan di Bengkalis.

Seperti harga karet di desa Air Panas Rp 9.505,- meski lebih tinggi dari Bengkalis namun menurut petani karet di Desa Air Panas harga tersebut masih tercatat sebagai harga terendah. Sebab sebelumnya harga normal berkisar Rp 15. 000. Bahkan petani karet pernah merasakan manisnya bau karet mencapai harga Rp 26 ribu perkilo.

Berdasarkan pengamatan lapangan keberadaan pasar lelang karet bisa menjaga harga dari semena- menannya pengusaha karet. Untuk itu tidak ada salahnya petani karet di Bengkalis mencontoh keberadaan pasar lelang karet seperti di Rohul.

“Langkah yang bagus, kalau buat pasar lelang seperti di Rohul, agar toke karet tidak seenaknya sendiri mematok harga, petani yang terus di rugikan disamping perlunya pemerintah menjamin kepastian harga” kata Bagus Santoso memberikan solusi.(ab)

Berita Lainnya

Index