JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Lebaran telah usai. Kegiatan halalbihalal untuk saling bermaafan pun banyak digelar sebelum memulai kembali aktivitas. Itu ternyata bukan hanya sekadar ritual agama. Bermaaf-maafan juga bermanfaat untuk kesehatan.
Penelitian menunjukkan saling memaafkan baik untuk jantung. Studi yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology ini menyatakan, bermaaf-maafan merupakan bentuk meredakan amarah dan permusuhan.
Dalam studi diketahui, amarah yang terus-menerus tertanam di dalam diri bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
"Kemarahan adalah bentuk stres, dan ketika kita marah, seolah-olah kita menyalakan respons stres tubuh, secara kronis. Menyalakan respons ini menyebabkan kerusakan pada tubuh," kata Neda Gould, psikolog klinis dari Johns Hopkins University School of Medicine, dilansir dari CNNIndonesia.
Gould menjelaskan, saat memaafkan, respons stres yang menyebabkan kerusakan di dalam tubuh ini perlahan akan menghilang.
"Tidak mengejutkan bahwa ketika kita memaafkan, kita dapat mulai mematikan respons stres dan perubahan fisiologis yang menyertainya," ucap Gould.
Penelitian lain yang dipublikasikan di Journal of Health Psychology menyimpulkan, memaafkan dapat memperbaiki kesehatan mental yang sudah memburuk sekali pun. Studi yang diterbitkan di Annals of Behavioral Medicine juga mendapati bahwa seiring berjalannya waktu, memaafkan juga bermanfaat menurunkan stres.
"Peningkatan memaafkan dikaitkan dengan pengurangan stres, diikuti dengan penurunan gejala kesehatan mental," tulis kesimpulan penelitian tersebut.
Untuk bisa memaafkan, dibutuhkan hati yang bisa menerima dengan ikhlas.
"Agar hati kita sembuh, memaafkan adalah penting. Sadarilah bahwa memaafkan adalah untuk kita, bukan untuk mereka," kata psikolog klinis Kevin Gilliland.