Cara Aman Makan Kentang untuk Penderita Diabetes

Cara Aman Makan Kentang untuk Penderita Diabetes
Ilustrasi

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Penderita diabetes diwajibkan untuk mengurangi asupan pemanis buatan masuk ke tubuh. Beberapa makanan berkarbohidrat seperti nasi dan kentang juga kerap dianggap berbahaya untuk penderita diabetes. 

Ketika makan, tubuh akan mengubah karbohidrat dan gula dalam makanan menjadi gula sederhana atau glukosa. Glukosa ini akan memasuki aliran darah dan meningkatkan kadar gula dalam darah. Seorang yang sehat akan memproduksi insulin untuk mengubah glukosa jadi energi. 

Namun penderita diabetes tak bisa memproduksi dan menggunakan insulin dalam tubuhnya secara efektif. Hal ini berarti gula akan tetap berada di dalam darah dan kadarnya akan meningkat terus-menerus. 

Namun benarkah penderita diabetes dilarang untuk makan kentang? 

Walaupun kentang mengandung pati atau tepung yang dipecah menjadi gula dalam tubuh namun penderita diabetes masih bisa menikmati sayuran ini sebagai bagian dari diet sehatnya. 

"Boleh, penderita diabetes boleh makan kentang atau nasi. Kentang adalah makanan pokok pengganti nasi," kata Ika Setyani, ahli gizi dari MRCCC Siloam Semanggi yang dilansir CNNIndonesia, Rabu (19/6). 

Dia menambahkan bahwa pada dasarnya penderita diabetes diizinkan yang penting pengaturan makannya. Pengaturan kebutuhan makan didasarkan pada kebutuhan masing-masing orang yang bergantung dari berat badan, tinggi badan, aktivitas, dan faktor stres. 

"Kebiasaannya orang-orang tidak pernah menakar berapa banyak mereka makan. Ini bukan cuma orang yang diabetes saja, tapi secara umum termasuk orang sehat."

"Pengaturan makan diabetesi itu masih bisa tetap makan seperti orang biasa, tapi jumlah porsi dan jenis makanan tertentu dibatasi. Jadi dibatasi ini bukan berarti dikurangi atau dihilangkan, tapi disesuaikan dengan kebutuhannya dan dipilih jenis karbohidrat yang kompleks sehingga gula darah terkontrol."

Mengutip Medical News Today, adalah sebuah kesalahpahaman untuk melarang penderita diabetes menyantap kentang dan makanan bertepung lain karena memiliki indeks glikemik yang tinggi (GI). 

Makanan dengan GI yang tinggi akan dengan cepat meningkatkan gula dalam darah. Oleh karena itu, ketika penderita diabetes ingin menyantap kentang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. 

Saat memilih makanan dengan GI tinggi, American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan untuk menggabungkan makanan dengan dengan GI rendah agar seimbang. Mereka juga mengungkapkan bahwa ukuran atau porsi makan adalah kunci untuk menikmati makanan bertepung sebagai bagian dari rencana makan sehat penderita diabetes. 

Pertimbangan lainnya adalah metode memasak. Salah cara masak bukan hanya memperparah kondisi penyakit tapi juga 'mengundang' penyakit lainnya. 

Kentang goreng renyah yang digoreng rendam (deep fried) atau yang digoreng dalam jenis minyak atau lemak tertentu akan meningkatkan kandungan lemak jenuh dan trans lemaknya. Hal ini mungkin meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama pada diabetesi yang sudah memiliki risiko penyakit kardiovaskular. 

Bagaimana cara masak yang aman?

Cara terbaik untuk menyiapkan kentang adalah dengan merebus atau mengukusnya. Kentang rebus atau kukus kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Sebaliknya sangat rendah lemak, gula, dan garam. 

Manoj Kutteri, wellness director di Atmantan Wellness centre mengungkapkan ada beberapa saran untuk para diabetesi saat makan kentang, dikutip dari Wellthy.

1. Masak kentang dengan cara direbus, panggang, atau saute (tumis). Hindari menyantap mashed atau deep fried. 
2. Cara paling sehat untuk makan kentang adalah dengan memasaknya bersama dengan rempah alami, misalnya ketumbar, oregao, paprika, sage, thyme, rosemary, basil, garam.
3. Anda juga bisa mengolah kentang bersama dengan sayuran yang kaya serat.
4. Makan kentang bersama kulitnya karena mengandung banyak vitamin dan mineral dan nutrisi lain yang bisa melawan penyakit.
5. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menyantap ubi jalar sebagai pengganti kentang yang lebih sehat dan kaya serat.

Berita Lainnya

Index