Kenali Komplikasi Campak Penyebab 32 Orang Meninggal di Samoa

Kenali Komplikasi Campak Penyebab 32 Orang Meninggal di Samoa
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM- Kementerian Kesehatan Samoa mengonfirmasi bahwa campak telah menjadi darurat nasional di negara tersebut.

Jumlah penderita campak di Samoa bahkan meningkat sebanyak 243 orang hanya dalam 24 jam. Peningkatan yang cepat ini membuat kasus campak meningkat dari 800 kasus pada pekan lalu menjadi 2.437 kasus pada Selasa (26/11), mengutip Stuff.

Meski ada upaya imunisasi massal, jumlah kasus campak terus meningkat dengan cepat. Bahkan, campak telah menyebabkan 32 orang meninggal, 28 di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 4 tahun.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam situs resminya, campak merupakan penyakit serius yang sangat menular. Potensi penularan (attack rate)  campak lebih dari 90 persen dari individu yang terinfeksi sejak 4 hari sampai 4 jam setelah munculnya ruam.

Penyakit yang disebabkan oleh Paramyxovirus ini ditularkan melalui udara dan masa inkubasi berlangsung selama 7-18 hari. Beberapa gejala campak antara lain:

1. Demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius selama 3 hari atau lebih yang umumnya berakhir pada hari ke-4 atau ke-7.

2. Selain demam, gejala yang selalu muncul berupa pilek, batuk, mata berair atau mata merah.

3. Ruam pada tubuh yang dimulai dari belakang telinga, leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. 

4. Selain ruam, tanda khas lain ialah bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.

Bahaya komplikasi campak

Campak umumnya bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi campak. Campak sendiri masuk dalam kategori self limiting disease, artinya campak bisa sembuh dengan sendirinya bila ditangani dengan tepat.

Namun, campak bisa sebabkan kematian akibat komplikasi yang tidak ditangani dengan cepat. Komplikasi dinilai lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan dewasa berusia 20 tahun ke atas. 

Komplikasi campak yang paling sering terjadi ialah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran serta diare. Sedangkan komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak ialah pneumonia dan ensefalitis.

Pneumonia adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada paru-paru. Sekitar 800 ribu anak di dunia meninggal akibat pneumonia. Hampir sebanyak 2.200 anak meninggal setiap harinya akibat penyakit yang tidak ditangani. Sedangkan ensefalitis merupakan peradangan pada otak yang menyebabkan kerusakan pada sel otak.

Tatalaksana campak

Hingga kini belum ada obat antivirus yang dikhususkan untuk penyakit campak. Menurut IDAI, komplikasi berat akibat campak dapat dicegah melalui tindakan suportif yakni memastikan asupan nutrisi cukup dan banyak minum air demi mengurangi risiko dehidrasi.

Vaksin campak yang diberikan sebanyak dua kali selama masa bayi dan balita dapat mencegah penyebaran virus campak serta mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi campak yang berat.

Sumber: CNNIndonesia

Berita Lainnya

Index