Euforia Damai Dagang Kerek Rupiah ke Rp13.985 per Dolar AS

Euforia Damai Dagang Kerek Rupiah ke Rp13.985 per Dolar AS
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Nilai tukar rupiah berada di Rp13.985 per dolar AS pada perdagangan pasar spot kamis (19/12) sore. Posisi tersebut menguat tipis sebesar 0,02 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Rabu (18/12).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.983 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Rabu (18/12), yakni Rp14.007 per dolar AS. 

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, rupee India melemah 0,24 persen, lira Turki melemah 0,19 persen, dan dolar Hong Kong 0,15 persen.

Selanjutnya, pelemahan juga terjadi pada yuan China sebesar 0,07 persen, dan yen Jepang serta ringgit Malaysia juga sama-sama melemah 0,03 persen. 

Sementara itu, penguatan terjadi pada won Korea sebesar 0,26 persen, baht Thailand 0,10 persen,  ringgit Malaysia sebesar 0,11, dan dolar Taiwan 0,08 persen. Baht Thailand dan dolar Taiwan sama-sama menguat sebesar 0,10 persen. Lalu, peso Filipina juga terkerek sebesar 0,05 persen. 

Sementara dolar Singapura berada di posisi stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS.

Di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,16 persen, euro menguat 0,13 persen, dan dolar Australia menanjak 0,32 persen. Sementara pelemahan hanya terjadi pada dolar Kanada melemah sebesar 0,02 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen positif dari kesepakatan dagang antara AS dan China.

"Euforia kesepakatan dagang masih dirasakan oleh pasar hari ini," kata Ibrahim dilansir CNNIndonesia, Kamis (19/12).

Kendati demikian, Ibrahim mengatakan kekhawatiran pasar kemungkinan dapat muncul kembali minggu ini. Pasalnya, kedua belah pihak masih belum merinci kesepakatan yang akan ditandatangani tersebut.

"Terlepas dari perjanjian perdagangan AS dan China, momok perang tarif yang dipimpin AS tidak hilang, karena para pedagang menunggu kejelasan tentang kesepakatan itu," ungkapnya.

Di sisi lain, Ibrahim menyebut pemakzulan presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mempengaruhi pasar global. Namun, pemerintah diyakini mempunyai strategi tersendiri untuk menangkis gejolak tersebut. 

"Bank Indonesia juga terus melakukan terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF serta bila perlu Bank Indonesia menurunkan suku bunga," imbuhnya.

Hal tersebut diharapkan dapat menanggulangi dampak negatif dari pemakzulan Trump terhadap mata uang garuda.

Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat dalam perdagangan Jumat (20/12) besok, rupiah kemungkinan ditutup menguat di level Rp13.965 hingga Rp13.997 per dolar AS.

Berita Lainnya

Index