Percepatan Unilak Unggul, LPPM Undang Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Ristekdikti

Percepatan Unilak Unggul, LPPM Undang Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Ristekdikti

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Universitas Lancang Kuning (Unilak) yang dipimpin oleh Rektor Unilak Dr Junaidi, SS, M.Hum terus melakukan percepatan untuk mewujudkan Unilak unggul, salah satunya dengan mengundang Direktur Riset dan Pengabdian masyarakat Kemenristek Prof Ocky Karna Radjasa, MSc, PhD untuk memberikan pelatihan peningkatan penelitian dan pengabdian dosen, Jumat (20/12).

Turut hadir ketua yayasan pendidikan Raja Ali Haji Prof Dr Irwan Effendi, Wakil Rektor II Ermina Sari, STP, MSc, dekan dan dosen di lingkungan seluruh Unilak.

Dr Junaidi diawal sambutannya mengatakan, "kita patut bersyukur LPPM Unilak naik peringkat dari madya ke utama yang diberikan oleh Ristekdikti, tentunya ini menjadi tantangan lebih besar dan perlu menyiapkan diri di Unilak," ujarnya.

"Hari ini Prof Ocky hadir untuk memberikan bekal kepada kita di hal riset dan penelitian. Prof Oky akan banyak memberikan penjelasan, publikasi harus mutlak ditingkatkan di jurnal-jurnal bereputasi. Untuk itu saya sudah menyetujui akan memberikan bantuan publikasi jurnal di Scopus yang memiliki kualitas Q 1 senilai  7 juta, Q2 6 juta dan Q3 5 juta," sambungnya.

Unilak membantu biaya publikasi, sementara untuk konfresi silahkan dianggarkan bantuan di masing-masing fakultas. Unilak juga membantu penerbit buku bagi dosen-dosen Unilak.  Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Dimana Q1 adalah kluster paling tinggi atau paling utama, dikuti Q2, Q3 dan Q4 dibawahnya.

Sementara itu Prof Ocky dalam pemaparannya menyebutkan, bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang besar, jika dari segi jumlah perguruan tinggi, total perguruan tinggi di Indonesia ada 4700 kampus, yang dibawah Ristek ada lebih dari 3400, sisanya 1300 ada diluar Dikti.

Sementara jumlah peneliti di Indonesia masih jauh, jika di Korea ada 18000 peneliti/1 juta penduduk, maka di Indonesia 1018 penelitian/1 juta penduduk. Maka ini harus terus dorong jumlahnya.

Dijelaskan lebih lanjut dengan LPPM Unilak naik peringkat maka peluang mendapatkan anggaran akan semakin besar, Ristek ditelah membantu 15 Milyar pertahun untuk dosen-dosen di Indonesia, maka dari itu harus ditingkatkan kualitas jumlah proposal.

Dijelaskan Prof Ocky, "saat ini Indonesia merupakan peringkat pertama di Asean dalam hal publikasi dengan jumlah 30.924 dan ini bisa di raih setelah 60 tahun," katanya.

Berita Lainnya

Index