Nadiem Makarim Pria Minang Dibalik Kesuksesan Go-Jek

Nadiem Makarim Pria Minang Dibalik Kesuksesan Go-Jek

RIAUREVIEW.COM - Inovasi transportasi online tak dapat dibendung ditengah pesatnya perkambangan dunia digital. Siapa yang tak kenal Go-jek berawal di ibukota Jakarta kini juga hadir hampir di setiap provinsi dan kabupatan kota di Indonesia.

Pendiri dan CEO Go-jek, Nadiem Makarim adalah sosok dibalik kesuksesan itu. Pria berdarah Minang anak Nono Anwar Makarim ini bukan tak banyak mengalami asam garam dalam berbisnis. Aral melintang dengan sabar ia hadang, pria pendiri perusahaan tersebut beromzet triliunan. Tak bisa dipungkiri dengan hadirnya Go-Jek melalu aplikasi transportasi online Nadiem mampu membantu mengatasi persoalan transportasi yang murah, mudah dan aman.

Tak hanya itu driver ojek yang selama ini kesulitan mencari pelanggan sekarang tinggal tunggu diaplikasi. Pendiri perusahaan transportasi yang kini beromset triliunan rupiah ini juga mengalami proses jatuh bangun dalam berbisnis.

Nadim yang merupakan lulusan Harvard Business School telah menjadi salah satu sosok di dunia teknologi Indonesia yang banyak diperbincangkan. Tahun 2011, Go-Jek sebenarnya sudah dirintis. Tapi barulah layanan itu melesat sejak peluncuran aplikasinya di ponsel Android dan iOS pada awal tahun 2015.

Nadiem mendapatkan pendidikan bergengsi di luar negeri. Sekolah menengahnya di Singapura dan New York. Kemudian, ia masuk ke Brown University, sebuah kampus di Rhode Island, Amerika Serikat. Tak berhenti sampai di situ, ia melanjutkan kuliah pasca sarjana di Harvard Business School dan meraih gelar Master of Business Administration.

Kembali ke Indonesia, Nadiem sempat bekerja sebagai konsultan sebelum mendirikan Go-Jek. Ia pernah mengaku memang gemar menggunakan layanan ojek untuk menembus kemacetan Jakarta.

Berawal dari situlah idenya muncul bagaimana untuk memudahkan penumpang dan pengemudi ojek terhubung dengan aplikasi smartphone.Maka pada 2015 lahirlah aplikasi Go-Jek.

Ia mengatakan Go-Jek punya tujuan mendorong perubahan agar sektor transformasi sektor informal seperti ojek agar yang tadinya bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak menentu bisa beroperasi secara profesional dengan pendapatan lebih baik.

"Kami di sini berusaha untuk menawarkan solusi lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan pekerjaan. Dimana mereka yang hanya punya motor, punya smartphone, dan berkemauan keras bisa bekerja," ujarnya saat dulu meluncurkan aplikasi Go-Jek.

"Kami juga berusaha untuk mensejahterakan tukang ojek yang mungkin selama ini penghasilannya tidak seberapa dengan memberikan pendapatan tambahan yang didapat dari Go-Jek Indonesia ini," tambahnya.

"Dengan Go-Jek, para pengemudi ojek ini setidaknya lebih produktif karena mereka tidak hanya membawa penumpang saja, tetapi juga membantu berbelanja dan juga mengirimkan paket yang mana itu semua bisa menambah pendapatannya," ungkap Nadiem. Sekarang valuasi Go-Jek sudah tembus USD 5 miliar seiring itu Nadiem pun ikut populer. (Syafri Ario)

Berita Lainnya

Index