Rusia Pertimbangkan Gunakan Sistem Perbankan Syariah

Rusia Pertimbangkan Gunakan Sistem Perbankan Syariah
Dedy Felandry, SH., LL.M. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

Presiden Rusia Vladimir Putin telah melangkah semakin menjauh berseberangan dengan Barat. Perang dan Invasi ke Ukraina yang merupakan sekutu Barat semakin membuat panas hubungan antara Rusia dengan Negara-Negara Barat (Amerika dan Negara-Negara Eropa Barat), namun semua itu tidak membuat gentar Presiden Vladimir Putin, dibuktikan dengan sampai dengan saat ini belum juga menarik pasukannya dari Ukraina. Efek yang ditimbulkan tentu saja sangat banyak, Rusia dan Negara-Negara Barat saling boikot. Salah satu efeknya adalah sector ekonomi perbankan. Selama ini Rusia bermitra dengan London, saat ini berganti haluan dengan bermitra dengan Negara-negara Arab, Asia, dan Negara-negara Teluk. 

Rusia akan memulai proyek percontohan untuk menerapkan praktik keuangan Islam atau Syariah di beberapa wilayah dengan jumlah penduduk muslim terbanyak. Percobaan itu akan dilakukan di Dagestan, Chechnya, Bhaskiria, dan Tatarstan, dan akan berlangsung selama 2 tahun. Setelah itu, pihak terkait akan memutuskan kecocokan keuangan model itu untuk Rusia.

Alexander Kazakov, seorang pakar senior di Asosiasi Pakar Keuangan Islam Rusia, menyatakan Rusia akan bekerja sama dengan Negara-negara Arab dan Asia. Kazakov mengatakan pada tingkat perusahaan, sudah jelas bahwa semua pusat keuangan Barat tertutup bagi modal dari Rusia, tidak ada pilihan lain selain mencari alternative lain yang menghasilkan. Ia menambahkan bahwa sudah waktunya untuk melupakan keberadaan London dan berkonsentrasi pada Beijing, New Delhi, Singapura, Kuala Lumpur, dan negara-negara Teluk. Negara Bagian Duma mengesahkan pada sidang pertama UU terkait mitra keuangan, dimana sebutan “mitra keuangan” mengacu pada produk keuangan berbasis prinsip Islam. Mengadopsi sistem keuangan Islam yang nantinya akan diakui di tingkat legislative Rusia adalah langkah politik yang penting baik di dalam negeri Rusia maupun hubungannya dengan mitra asing Rusia, begitu menurut Kazakov. Menurut Kazakov perbankan Islam telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir dengan Timur Tengah menjadi pusat terbesar perbankan syariah dan Malaysia bagi pasar efek syariah. Ada kemungkinan juga akan disandingkan model keuangan syariah dengan system keuangan barat, tergantung hasil penelitian nantinya.

System keuangan barat saat ini dalam krisis keuangan serius. Segala sesuatu akan tergantung pada bagaimana system itu dapat selamat dari krisis. Sementara sejumlah organisasi keuangan Islam Ritel di Rusia berjalan sukses, dan system keuangan Islam memiliki prospek yang bagus karena permintaan yang sangat banyak lebih dari 20 juta umat muslim Rusia. Afiliasi keagamaan tidak berkaitan dengan penggunaan system keuangan syariah.

Berbicara tentang poin-poin penting dari keuangan Islam, Kazakov mengatakan perbedaan utamanya adalah bahwa keuangan Islam melarang pembebanan bunga. Menurutnya, sebenarnya keuangan tradisional baik Kristen maupun Muslim keduanya melarang riba, namun pinjaman berbunga akhirnya menemukan jalan mereka ke bisnis Eropa. Perbankan Islam menawarkan kemitraan, yang melibatkan partisipasi kedua belah pihak dalam keuntungan dan kerugian, sementara pinjaman berbunga harus dibayarkan tanpa mempedulikan hasil dari kegiatan peminjam. Keuangan Islam terdiri dari dua model dasar kemitraan atau Musyarokah dan pembayaran secara angsuran atau Murobahah.

Mari lihat bagaimana kedua system bekerja dengan menggunakan contoh pinjaman hipotek konvensional. Dalam kemitraan – musyarokah – bank bersama dengan klien memperoleh real estate dalam kepemilikan bersama. Klien pindah ke objek yang dibeli dan membayar sewa ke bank secara proporsional dengan saham, dank klien secara bertahap membeli saham bank tersebut.

Dalam kasus kedua – murobahah – bank, sesuai dengan instruksi klien, membeli real estate dengan harga spot (harga saat ini) – dan menjualnya kepada klien, yang membayar dengan cicilan dengan margin tertentu dari harga spot. Secara teknis margin itu bisa dihitung dengan persentase dari harga pembelian, tetapi dari segi syariah, margin perdagangan seperti itu diperbolehkan dan tidak termasuk riba.

Fitur lain dari perbankan Islam adalah tidak adanya bunga pada kartu kredit. Bank Islam dalam setiap kasus harus memastikan bahwa setiap pekerjaan keuangan terkait erat dengan investasi atau perdagangan syariah dan tidak menyembunyikan pinjaman berbunga. Menurut Kazakov prinsip umum keuangan syariah adalah hubungan pembiayaan yang tidak dapat dipisahkan dengan ekonomi riil dan ketidakmungkinan menggunakan uang sebagai objek penjualan. Afiliasi keagamaan tidak memberikan batasan untuk menggunakan system keuangan Islam, badan hukum yang dipakai sebagai bentuk bank, pada prinsipnya tidak dapat mempraktikkan agama.

Wacana penggunaan system keuangan Islam di Rusia ini sudah kurang lebih dari 11 tahun yang lalu, dibuktikan dengan kunjungan 8 orang spesialis ekonomi, akademisi, dan perbankan dari Rusia melakukan pendalaman perbankan syariah di Indonesia pada tanggal 11 s.d 20 Juni 2011. Mereka berasal dari berbagai instansi di berbagai wilayah di Rusia, seperti : Gazprombank, Logistic Investment Group Safinat, Bak Express, Hazina Finance, Association of Credit Organization of Bashkortostan, Russian Muftis Council dan Russian Islamic University of Kazan. Selama di Indonesia mereka melakukan diskusi intensif dengan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia, yaitu Bak Muammalat Indonesia dan membahas berbagai topic mengenai perbankan syariah, seperti peranan perbankan, sukuk, ijaroh, murobahah, mudhorobah, musyarokah, investasi dan pengoperasian perbankan syariah. Rombongan diperkenalkan pula bagaimana Bank Muammalat Indonesia beroperasi.

Delegasi Rusia berkesempatan mengunjungi perusahaan kecil menengah (KUKM) “Almadani” yang merupakan salah satu UKM binaan Bank Muammalat yang cukup berkembang di Bandung yang bergerak di bidang konveksi pakaian muslim. Alexander Kazakov, Director of Department of Sructured Finance and Syndicated Lending of Gazprombank, salah satu Bank terbesar Rusia sangat tertari untuk bekerjasama dengan perbankan syariah di Indonesia. Terutama tentang sukuk. Mereka menilai penerapan perbankan syariah di Indonesia sudah maju. Askhat Khusnutdinov, Executive Director of The Association of Credit Organization of Bashkortostan, salah satu dari mereka sangat senang dengan pengalaman ini, mereka berharap tidak hanya disektor perbankan syariah saja kerjasama dengan Indonesia, juga sector-sektor bisnis lainnya seperti impor pakaian muslik ke Rusia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Indonesia, Bahrul Hayat, di ruang kerjanya saat menerima kunjungan delegasi dari Rusia mengatakan program ini sebagai upaya untuk lebih meningkatkan lagi hubungan kedua bangsa, tidak hanya antar komunitas muslim, tetapi juga di sector perbankan itu sendiri, ekonomi, dan Pendidikan. Delegasi Rusia melakukan serangkaian pertemuan antara lain dengan Direktur Eropa Tengah dan Timur Kementerian Luar Negeri dan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Dilakukan pula kunjungan ke Bank BNI Syariah dan Bank Indonesia. Program yang diselenggarakan atas inisiatif KBRI Moskow bekerjasama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia dan Bank Muammalat Indonesia sebagai salah satu tindak lanjut kerjasama yang telah dilakukan sebelumnya.

Pada bulan Maret 2010, spesialis perbankan syariah Bank Muammalat Indonesia berkunjung ke Moskow dan Kazan memberikan pemaparan tentang pengelolaan perbankan syariah kepada pengusaha perbankan, akademisi, tokoh masyarakat, dan pelaku bisnis lainnya. Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Hamid Awaludin, Islam di Rusia mengalami perkembangan dalam 20 tahun terakhir atau setelah runtuhnya Uni Soviet. Seiring dengan meningkatnya komunitas muslim, meningkat pula kebutuhan tatanan hidup yang berlandaskan keIslaman dalam masyarakat muslim Rusia, mulai dari Pendidikan, kehidupan sehari-hari hingga pengelolaan keuangan dalam berbisnis.
 

Penulis : Dedy Felandry, SH., LL.M. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning
 

Berita Lainnya

Index