Bantu Peningkatan Pendidikan dan Riset Petani Sawit, Pascasarjana Unilak Jalin Kerjasama Dengan APKA

Bantu Peningkatan Pendidikan dan Riset Petani Sawit, Pascasarjana Unilak Jalin Kerjasama Dengan APKA

PEKANBARU,RIAUREVIEW.COM --Dalam upaya mendekatkan Industri kelapa sawit dengan dunia pendidikan dan akademisi, Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning Riau menjalin kerjasama dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) provinsi Riau. Penandatangan Kerjasama dilakukan di gedung Pascasarjana Unilak, Senin, 10/07/2023.

Hadir langsung dalam penandatangan ini Dekan Sekolah Pascasarjana Unilak Dr Adolf Bastian MPd, Wakil Dekan I Dr Anto Arianto.M.Si, Wakil Dekan II Dr Nurliana Nasution, Kaprodi, Kepala Urusan Internasional dan Kerjasama Unilak Dr Nurfaisal M.Pd, dan sejumlah dosen. Sementara dari APKASINDO hadir Dr Gulat Manurung, dan sejumlah pengurus. Sebelumnya pada Mei 2023, Pascasarjana Unilak telah melakukan kunjungan ke kantor APKASINDO.

Diawal pertemuan Dr Adolf mengucapkan selamat datang kepada APKSINDO ke Pascasarjana Unilak. Saat ini Pascasarjana Unilak terus bekembang dan semakin maju. Pascasarjana Unilak memiliki empat Program Studi (Prodi) ada Magister Manajemen, Magister Ilmu Hukum, Magister Ilmu Lingkungan dan Magister Pedagogi. Tentunya kami berharap dengan kehadirian dan kerjasama APKASINDO ke Pascasarjana Unilak selain untuk memperkuat hubungan dunia pendidikan dengan asosiasi sawit, kami juga mengajak dan mendorong rekan rekan APKASINDO, petani sawit dan keluarganya untuk dapat kuliah di Prodi yang ada di sini.

Sementara itu Dr Anto Arianto, M.Si menyebutkan kerjasama ini berkaitan dalam Tri Dharma Peguruan Tinggi, Pendidikan, Pengajaran, Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Khususnya di Prodi Ilmu Lingkungan.

" Jadi intinya bagaimana Prodi Ilmu Lingkungan ini mendukung sumber daya ekonomi sawit di Riau, melalui kegaitan Tri Dharma Peruguran Tinggi, ke dua berkaitan potensi untuk mendapatkan pendanaan beasiswa bagi anak-anak, keluarga petani sawit untuk bisa melanjutkan S2 di ilmu lingkungan Unilak ini dilakukan untuk meningkatkan pendidikan petani sawit. Dan yang ketiga riset bersama antara dosen Unilak dan APAKSINDO. Kerjasama ini juga bisa dengan Prodi Prodi lain di Pascasarjana, bisa Ilmu Hukum, dan Manajemen. " ucap Dr Anto.

Sementara itu Dr Gulat Manurung, mengatakan tujuan dari kerjasama ini untuk membuka peluang anak petani sawit mengikuti program Magister S2 di Universitas Lancang Kuning  terkhusus bidang ilmu lingkungan dalam rangka meningkatkan SDM anak-anak petani sawit bidang Lingkungan.

"Yang biasanya kerjasama SDM anak-anak kami itu cuma D3-S1, tetapi didalam program ini kita ingin mewujudkan kerjasama ke S2 melalui program pascasarjana ilmu lingkungan di Universitas Lancang Kuning,” kata Gulat.

Ilmu lingkungan saat ini sangat erat hubungannya dengan sawit dan keberlanjutan dan SDM kami ingin kuat disektor itu” lanjutnya.

Dijelaskan Dr Gulat, Kenapa dengan Universitas Lancang Kuning? Gulat mengatakan karena “melihat sawit harus kita titik beratkan lokasi dimana sawit itu berada dan Riau adalah provinsi terluas 4,172 juta hektar. Kedepannya kami juga akan melakukan hal yang sama ke berbagai universitas di daerah sawit” tuturnya. “Justru aneh jika Universitas di Riau malah sibuk dengan vokasi ilmu tanaman lain yang tidak familiar dengan Riau. Riau harus menjadi rujukan SDM bidang sawit” kata Gulat.

“inilah tugas APKASINDO supaya kita sama-sama menjaga sawit seperti saat ini salah satunya dan kami juga melakukan program jaga sawit di 21 Provinsi APKASINDO lainnya, karena sawit adalah kita, Indonesia dan dunia ikut menikmatinya, tagline Gulat dengan semangat”

Lebih lanjut Gulat mengajak Universitas Lancang Kuning melakukan riset-riset afirmasi dengan tujuan khusus dalam arti untuk melihat, mempertimbangkan tujuannya guna memberikan solusi praktis industri kelapa sawit. Karena keunggulan universitas adalah memberikan pandangan akademis dalam merencanakan, menganalisa, memprediksi dan rekomendasi penyelesaian sebuah masalah. “jangan sudah kejadian baru diriset, harus bisa memprediksi dan Universitas harus hadir disana”. Universitas Lancang Kuning sudah sangat berkembang dan menjadi Universitas rujukan. Sudah saat nya juga menjadi mitra startegis stakeholder sawit khususnya 448 korporasi sawit di Riau dan tentunya kami petani sawit. Tidak elok jika korporasi berusaha di Riau tapi tidak menggandeng universitas di Riau sebagai mitra. Kami akan inventarisasi korporasi sawit di Riau yang sudah dan tidak memiliki kerjasama dengan Universitas di Riau, kita buat bersama tabel nya, lalu kita umum kan di media.

“Data itu pasti dapat, apalagi tanggal 14 Juli nanti Full Tim Satgas Tatakelola Sawit Indonesia akan ke Riau sosialisasi sistem pendaftaran korporasi sawit ‘self reporting’ melalui aplikasi SIPERIBUN, tentu akan lebih mudah mencari datanya. Jadi MoU ini relevan dengan Satgas Sawit yang akan bekerja dan berkantor di Riau” urai Gulat.

Pelaksanaan penandatangan kerjasama berlangsung dengan suasana akrab dan kekeluargaan, hampir satu jam terjalin dialog dan diskusi, di akhir pertemuan diakhiri dengan foto bersama.

Berita Lainnya

Index