Harga Pertamax Naik, Konsumen Bisa Pindah ke Pertalite

Harga Pertamax Naik, Konsumen Bisa Pindah ke Pertalite

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Pengamat energi menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Dex Series, serta Biosolar Non-PSO (public service obligation/kewajiban pelayanan publik) bisa membuat konsumen Pertamax beralih ke BBM jenis Pertalite. Hal tersebut disebabkan selisih harga antara Pertamax usai kenaikannya dengan harga Pertalite cukup jauh.

Pertamina masih mempertahankan harga Pertalite sebesar Rp7.800 per liter. Di sisi lain, mereka baru saja menyesuaikan harga Pertamax menjadi Rp10.400 per liter dari harga sebelumnya Rp9.500 per liter.

"Kalau kembali ke Premium tidak, sejelek-jeleknya larinya ke Pertalite," kata Pengamat Energi dari Energy Watch Mamis Setiawan yang dilansir CNN Indonesia.com, Rabu (10/10).

Ia memastikan pengguna Pertamax tidak akan beralih ke Premium. Alasannya, masyarakat sudah mulai memiliki kesadaraan akan kebersihan lingkungan hidup. 

Konsumen juga mulai memahami pengaruh penggunaan Premium kepada tingkat keawetan mesin motor dan mobil. Hal senada diungkapkan oleh Pengamat Energi ReforMiner Komaidi Notonegoro. Menurutnya, konsumen Pertamax cenderung memilih kembali ke Pertalite ketimbang harus menggunakan Premium.

"Mereka tidak akan pindah langsung ke Premium," kata Komaidi.

Di sisi lain, konsumen Pertalite bisa saja kembali membeli Premium apabila harga Pertalite naik. Apalagi, lanjut Komaidi, pemerintah telah mewajibkan Pertamina untuk menyalurkan Premium di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) sehingga ketersediaan pasokan premium di wilayah tersebut terjamin.

"Masalahnya kalau Pertalite naik, konsumen Pertalite bisa ke Premium," kata Komaidi.

Untuk informasi, selain mengerek harga Pertamax, Pertamina juga menaikkan harga Pertamax Turbo menjadi Rp12.250 per literdari Rp10.700 per liter. Selain itu, Pertamina Dex harganya naik dari Rp10.500 per liter menjadi Rp11.850 per liter. Dexlite naik dari Rp9.000 per liter menjadi Rp10.500 per liter dan Biosolar Non-PSO sebesar Rp.9.800 per liter.
 

Berita Lainnya

Index