Pertamina Pastikan Laba Tahun Ini Menciut

Pertamina Pastikan Laba Tahun Ini Menciut

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -PT Pertamina (Persero) memastikan perolehan laba tahun ini akan menciut dibanding realisasi tahun lalu yang sebesar US$2,54 miliar atawa sekitar Rp34,41 triliun (kurs tahun lalu Rp13.548 per dolar AS).

Kendati demikian, Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury mengatakan perolehan laba tahun ini tidak akan jauh bergeser dari target yang dicanangkan sejak awal tahun, yakni Rp32 triliun. 

Dilansir CNNIndonesia bahwa dibandingkan dengan perolehan laba tahun lalu, maka laba yang dikantongi perusahaan minyak pelat merah tersebut berpotensi menciut tujuh persen. Persoalannya, perolehan laba perseroan menunjukkan tren penurunan. Pada 2016 lalu, laba perseroan tercatat masih sebesar US$3,15 miliar Rp42,3 triliun. 

"Harapan kami, sampai akhir tahun nanti kami masih membukukan laba bersih. Tentu berkurang, tapi kami masih akan laba," ujarnya, Rabu (17/10). 

Namun, Pahala enggan merinci beban keuangan yang ditanggung Pertamina di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia. Seperti diketahui, harga minyak mentah berkisar US$70 - US$80 per barel pada saat ini jauh dibandingkan harga Indonesian Crude Price (ICP dalam APBN 2018 sebesar US$48. 

"Tentu, saya tidak bisa sebut angkanya ya," terang Pahala tanpa menjawab pertanyaan wartawan soal beban keuangan perseroan. 

Sekadar mengingatkan, pemerintah sempat memutuskan menaikkan harga BBM jenis Premium di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) Rp7 ribu per liter. Namun, selang satu jam pengumuman, pemerintah menganulir kebijakan tersebut. Alasannya, perintah Presiden Joko Widodo untuk membatalkan kenaikan harga Premium. 

Johan mengatakan informasi mengenai perintah penundaan tersebut ia dapat langsung dari Jokowi. Namun, ia tak tahu pasti apakah Jokowi kaget mendengar informasi kenaikan Premium yang diumumkan Menteri ESDM Ignasius Jonan beberapa waktu lalu. 

Johan juga tak mengetahui persis siapa yang memerintahkan kenaikan BBM jenis Premium tersebut. "Saya tidak dapat penjelasan apakah sebelumnya ada perintah itu (menaikkan harga BBM jenis Premium)," tandasnya.

Berita Lainnya

Index