Rico Febputra: Rumah Panjang Ludai Butuh Sentuhan Pemerintah

Rico Febputra: Rumah Panjang Ludai Butuh Sentuhan Pemerintah

KAMPAR, RIAUREVIEW.COM -Jika disebut rumah panjang Patopang masih sangat asing ditelinga kita saat ini. Sementara menurut catatan sejarah, rumah yang berarsitektur Minangkabau ini merupakan asal muasal lahirnya Suku Patopang Basah di wilayah eks Kerajaan Gunung Sailan Darussalam yang sekarang lebih dikenal Rantau Kampar Kiri.

Saat saya mengunjungi Desa Ludai (30/01/2019) yang lalu, saya terharu dan bergabung melihat rumah moyang saya sesuai dengan tepat didepan saya. Pikiran saya melayang entah kemana, mengerti saya menembus masa lalu dan seakan-akan terlihat jelas dipandangan saya, itulah disinilah moyang Suku Patopang memulai peradabannya dimasa dimulai. 

Hikayat-hikayat turun temurun yang diceritakan ibu bahkan nenek saya benar benar ada, cerita Inyiak Linduang Bulan dan Datuak Sayip Penghulu seakan menghiasi setiap bilik yang ada dibangunan kuno ini. Cerita orang bunian (orang halus) yang berasal dari Patopang Basah penghuni hutan terasa begitu nyata di sini.

Meskipun mitos tentang adanya hujan kompilasi Patopang Basah menikahi seakan-akan mengasumsikan kekuatan leluhur yang masih bertahan saat ini, dan cerita-cerita kuno yang diperlukan dari sini. 
1548993616-RiauBertuah co-Lantai rumah panjang yang tidak utuh lagi

Foto : Lantai Rumah Panjang yang tidak lagi utuh.

Namun hikayat tinggallah hikayat, kejayaan masa lalu berbanding terbalik dengan saat ini, bangunan bersejarah teraebut tidak lagi sekokoh masa lalunya. Bangunan yang memiliki panjang lebih dari 12 meter ini, sudah rapuh dimakan usia. Atapnya yang menjulang tinggi, sudah tidak mampu lagi menahan serbuan hujan selama beberapa tahun terakhir. 

Tiang-tiang yang dibuat dari kayu kuno ini, saat ini sudah disisipkan batu-batu sungai di bawahnya, karena sudah lapuk dimakan usia. Miris memang, diperhatikan bangunan kuno ini dari perhatian Pemerintah Kabupaten Kampar.

Selain tiang dan atap, lantai Rumah Panjang juga sangat memprihatinkan, lantai yang dibuat dari papan ini dalam keadaan sangat darurat, saat naik saya harus hati-hati melihat kebawah dan memperhatikan betul landasan pijakan, jika salah pilih saya akan bangunan ini.

Serupa dengan lantai, dinding Rumah Panjang juga sama, dinding-dinding yang diukir bermotifkan bunga ini sudah rapuh dimakan rayap, banyak sekali serpihan-serpihan dedak kayu bekas sarang rayap yang berjatuhan dilantai dan tidak pernah disentuh sapu.

1548993711-RiauBertuah co-Ruangan belakang, rumah panjang tampak berantakan dan dinding yang sudah tak utuh

Foto : Ruangan belakang Rumah Panjang tampak berantakan dan dinding yang sudah tidak utuh.

Keadaannya diperparah lagi kompilasi hari hujan datang, air hujan dengan leluasa menyanyi setiap bangunan tanpa paku ini, jika sampai kelantai, air hujan akan menggabung papan-papan lapuk yang diharapkan memperparah kerapuhan lantai yang telah diperbaiki tahun tidak pernah diperbaiki.

Keadaan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak ada lagi Patopang Basah yang menghuni Rumah Panjang, bahkan di samping rumah panjang, sebaliknya dahulunya ada rumah godang dan rumah lantai bosi milik Patopang Basah yang lagi buka roboh tidak tersedia dengan baik.

Sekarang Rumah Panjang hanya satu-satunya bangunan soko milik Patopang Basah yang tersisa di Ludai, jika bangunan ini hancur maka hilanglah catatan sejarah peradaban Suku Patopang Basah diwilayah Rantau Kampar Kiri. Semoga tulisan singkat ini, bisa mengetuk hati anak cucu patopang basah untuk bersama2 membangun kembali Rumah Panjang sebagai asal mula peradaban Patopang Basah di Rantau Kampar Kiri.

1549000395-RiauBertuah co-FB IMG 1549000378890

Ditulis oleh RICO FEBPUTRA SH

Berita Lainnya

Index