Makin Lama Pakai Media Sosial, Makin Parah Gejala Depresi

Makin Lama Pakai Media Sosial, Makin Parah Gejala Depresi
Ilustrasi

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Penggunaan media sosial setiap harinya ternyata berhubungan erat dengan gejala depresi, terutama pada kaum muda. Penelitian terbaru menunjukkan menghabiskan waktu dengan melihat media sosial dan menonton televisi berpotensi meningkatkan gejala depresi. 

Studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Pediatrics ini menemukan setiap tambahan jam yang dihabiskan kaum muda di media sosial atau menonton televisi, tingkat keparahan gejala depresi ikut mengalami peningkatan. Dengan kata lain, semakin lama menggunakan media sosial, semakin parah pula gejala depresi yang muncul.

"Sepengetahuan kami, penelitian ini adalah yang pertama menyajikan analisis perkembangan variasi dalam depresi dan berbagai jenis waktu layar," kata peneliti, dilansir CNNIndonesia.

Penelitian ini melibatkan 3.826 siswa di Kanada dari 2012 hingga 2018. Para siswa diminta untuk menjawab sejumlah survei untuk menilai perilaku menatap layar dan gejala depresi. Kegiatan menatap layar meliputi bermain video gim, menggunakan media sosial, menonton televisi, dan menggunakan komputer.

Sementara gejala depresi diukur dengan menilai perasaan kesepian, kesedihan, dan keputusasaan.

Peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial yang tinggi selama empat tahun terakhir dikaitkan dengan peningkatan depresi. Setiap peningkatan satu jam dalam rata-rata waktu yang dihabiskan partisipan dikaitkan dengan peningkatan keparahan gejala depresi.

Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk hanya melihat hubungan antara waktu menatap layar dan depresi yang ditemukan. Peneliti menyatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah ada hubungan sebab akibat antara menatap layar dan gejala depresi.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah ada hubungan kausal antara waktu layar dan depresi pada orang muda. Jika ada, kita perlu tahu bagaimana ini terjadi dan bagaimana mencegah depresi pada kaum muda," kata ahli dari University College London, Michael Bloomfield.

Berita Lainnya

Index