Titik Api di Sumsel Naik Lagi

Titik Api di Sumsel Naik Lagi
Ilustrasi.

PALEMBANG, RIAUREVIEW.COM -Titik panas atau hotspot di Sumatera Selatan meningkat signifikan meskipun sudah turun hujan dan ada pemboman air (waterbombing). Hal itu disebabkan api di gambut dalam yang belum padam.

Berdasarkan pantauan satelit LAPAN, dari 1.361 titik api yang ada di Indonesia, 610 titik di antaranya berada di wilayah Sumsel pada Selasa (1/10).

Jumlah tersebut meningkat pesat dari tiga hari sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel, terdapat 63 titik api pada Sabtu (28/9), 198 titik api pada Minggu (29/9), dan 87 titik pada Senin (30/1).

Dalam hal kualitas udara, konsentrasi partikulat PM10 berdasarkan pantauan situs BMKG menyentuh kategori berbahaya. Pada pukul 02.00 WIB, PM10 berada di angka 431,71 mikrogram per meter kubik.

Ini meningkat pada pukul 03.00 WIB menjadi 486,61, lalu pada pukul 04.00 WIB menjadi 498,60. Titik paling perbahaya terjadi pada pukul 05.00-06.00 WIB dengan konsentrasi pm10 624,71-649,72 mikrogram per meter kubik.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan selama 4 hari, yakni pada 24-27 September, sebagian wilayah Sumsel sempat diguyur hujan.

Namun, kata dia, titik api yang berada di wilayah gambut tidak terpengaruh. pasalnya, kata dia, intensitas hujan yang mengguyur hanya memadamkan api di permukaan, namun tidak untuk api yang membakar gambut dalam.

"Kebanyakan titik api tersebut ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 505 titik api. Di sana wilayah gambut dalam paling luas," jelas Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Sumsel Ansori  yang dilansir CNNIndonesia, Rabu (2/10).

Ansori menjelaskan gambut dalam yang menjadi pusat munculnya titik api di OKI yakni Kecamatan Pampangan, Cengal, dan Pedamaran Timur. Titik api yang berada di kawasan tersebut hanya bisa dipadamkan dengan bom air dari helikopter. Kawasan tersebut tidak bisa diakses melalui jalur darat.

"Waterbombing juga tidak maksimal karena air yang ditumpahkan hanya memadamkan api di permukaan. Sementara api di dalamnya masih menyala. Tinggi gambutnya bisa mencapai 30 meter itu tidak bisa diakses lewat darat," kata dia.

Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran Satgas Karhutla menggeser pasukan yang bertugas di Ogan Ilir untuk membantu pemadaman di OKI.

Berita Lainnya

Index