Rusia Tahan 3 Diplomat AS di Dekat Situs Uji Rudal Militer

Rusia Tahan 3 Diplomat AS di Dekat Situs Uji Rudal Militer
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Pihak berwenang Rusia dilaporkan menahan tiga diplomat Amerika Serikat di sebuah situs militer tempat kecelakaan uji coba rudal terjadi pada Agustus lalu.

Sejumlah kantor berita Rusia menuturkan ketiga diplomat itu ditahan pada Senin pekan ini di sebuah kereta di Kota Severodvinsk yang berdekatan dengan Nyonoksa, Arkhangelsk, lokasi uji coba rudal yang gagal pada 8 Agustus lalu.

Kedutaan Besar AS di Moskow mengonfirmasi penahanan itu. Kedubes mengatakan ketiga diplomat itu tetap ditahan meski telah menunjukkan dokumen yang membenarkan perjalanan mereka ke wilayah itu.

Kantor berita Interfax mengidentifikasi ketiga diplomat AS itu merupakan atase militer kedutaan. Ketiganya ditahan di atas kereta yang mereka tumpangi sebelum akhirnya dibebaskan oleh pihak berwenang Rusia.

Meski dibebaskan, ketiganya mendapat sanksi administratif karena dinilai berpergian ke wilayah militer yang dilarang.

Dilansir CNNIndonesia, Kementerian Luar Negeri Rusia membenarkan penahanan ketiga diplomat AS itu. Kementerian tersebut juga mengonfirmasi bahwa ketiga diplomat itu tengah berada dalam perjalanan resmi dan telah memberi tahu Kementerian Pertahanan Rusia tentang lawatan mereka.

"Hanya saja mereka mengatakan niat mereka adalah untuk mengunjungi Arkhangelsk dan mereka akhirnya dalam perjalanan ke Severodvinsk," bunyi pernyataan Kemlu Rusia pada Kamis (17/10).

"Mereka jelas tersesat. Kami siap memberi peta Rusia kepada kedutaan besar AS agar tidak tersesat," kata Kemlu Rusia menambahkan.

Penahanan ini berlangsung sehari setelah AS menganggap insiden ledakan yang terjadi saat uji coba rudal Rusia pada 8 Agustus lalu di Arkhangelsk disebabkan oleh reaksi nuklir ketika Rusia mencoba menggiring rudal jelajah bertenaga nuklir dari Laut Barents.

Insiden itu menewaskan lima orang dan menyebabkan peningkatan radiasi 16 kali lebih besar dari level normal  di wilayah sekitar uji coba rudal termasuk di Severodvinsk.

Hingga kini, Rusia tidak begitu terbuka terkait penyebab ledakan tersebut.

Empat stasiun pemantau radioaktif milik Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO) yang beroperasi di Rusia dilaporkan berhenti mengirimkan data dua hari setelah insiden terjadi.

Berita Lainnya

Index