Presiden Iran Desak Pembebasan Demonstran

Presiden Iran Desak Pembebasan Demonstran
Presiden Iran Hassan Rouhani.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan pihak berwenang untuk membebaskan orang-orang tak bersalah yang ditahan saat protes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak berlangsung pada November lalu.

"Semua orang yang telah ditangkap tentu saja beberapa dari mereka tidak bersalah dan harus dibebaskan," tutur Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan televisi pemerintah pada Rabu (4/12).

Rouhani menuturkan para tahanan tersebut sebagian memang melakukan pelanggaran, tapi tidak melakukan tindak kejahatan. 

Ia menganggap pedemo yang terlibat pembakaran ban tidak boleh diperlakukan sama dengan orang-orang yang menggunakan senjata apalagi melakukan kejahatan serius selama unjuk rasa yang berlangsung rusuh terjadi.

Meski begitu, hingga kini pihak berwenang Iran belum merilis jumlah pasti orang-orang yang ditahan selama demonstrasi yang berlangsung sejak 15 November lalu itu.

"Sekelompok orang memang membakar ban, tapi kita tidak boleh menahan mereka atas apa yang telah mereka lakukan. Apa yang mereka lakukan tidak benar tapi kita tidak boleh terlalu menindak tegas mereka," kata Rouhani seperti dilansir CNNIndonesia.

"Mereka yang melakukan kejahatan harus ditangani sesuai dengan hukum, termasuk mereka yang ikut terlibat dalam demo ini secara terorganisir," katanya menambahkan

Unjuk rasa di Iran mulai muncul setelah Amerika Serikat kembali memberlakukan sanksi terhadap negara di Timur tengah itu usai keluar dari Perjanjian Nuklir 2015. 

Demo tersebut terus meluas dan memuncak ketika pemerintah Iran memutuskan menaikkan harga BBM 200 persen. Sebab, sanksi AS mengakibatkan Iran memangkas hampir seluruh ekspor minyaknya.

Bentrokan antara pedemo dan aparat keamanan pun tidak bisa dihindarkan. Selain penahanan, kelompok pemerhati hak asasi manusia Amnesty International melaporkan setidaknya 208 orang tewas selama demonstrasi rusuh itu berlangsung.

Namun, Teheran membantah keras laporan kematian itu yang dianggapnya sebagai "kebohongan besar".

Berita Lainnya

Index